Ketua Dekranasda Garut Berdayakan Pembatik Tulis Garutan Melalui Media Kaos, Diah : Kita Tawarkan ke Dinas dan Para Tamu

MENARA GARUT822 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Ketua Dewan kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut, Hj. Diah Kurniasari didampingi Kadis Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Drs Nia Gania Karyana MSi, mengatakan meskipun batik merupakan komoditas paling terkenal di dunia, namun saat ini produk tersebut kalah bersaing dengan fashion lainnya. Diah berharap, Garut bisa menjadi pelopor batik tulis melalui media kaos.

“Penggunaan batik di dunia dewasa ini semakin populer, sehingga menjanjikan potensi ekonomi yang sangat besar. Beberapa negara secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor. Nah, saat ini kita punya ide untuk membuat kaos dari bahan batik garutan untuk ditawarkan ke dinas-dinas dan para tamu yang berkunjung ke Garut,” ungkap Diah disela-sela acara Ramah Tamah dengan Pembatik Tulis Garutan di RM Lumbung Padi, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, Jum’at (3/12/2021).

Ketua Deskranasda Garut, Diah Kurniasih bersama Pemilik Distro Mars,Ari Lariba, memperkenalkan kaos hasil pengrajin batik tulis Garutan.

Menurut Diah, kedepannya para pengrajin batik garutan yang sudah memiliki desain dan corak khasnya akan bekerjasama dengan pemilik distro untuk mengembangkan batik tulis Garut dengan tujuan merebut pasar-pasar yang selama ini diisi produk luar.

“Dengan semakin populernya batik di dunia, persaingan global, termasuk gempuran produk impor, merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri batik Garutan. Dalam industri batik, jumlah tenaga kerja dengan kualitas dan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan. Kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan inovasi desain sangat penting,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, sebagai wujud apresiasi kepada Pembatik Tulis Garutan, Dekranasda bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Enetgi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut mengundang dan menjamu para pembatik. Sebagai apresiasi pula, Ketua Dekranasda memberikan souvenir kepada para pembatik tulis garutan yang sudah lansia.

Kepala Dinas Indag dan ESDM Kabupaten Garut, H. Nia Gania

“Karena itu, perlu ada upaya-upaya serius untuk mempercepat proses regenerasi seni batik tulis. Ini tentunya harus digalakkan di kalangan generasi muda dengan menumbuhkan minat dan keterampilan di kalangan mereka untuk terjun ke industri batik,” pungkas Diah Kurniasari.

Ditempat yang sama, Kurnaesih (72) yang akrab disapa Mak Enong, warga Jalan Mawar, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota mengungkapkan, melalui media kaos membatik di kaos memiliki kesulitan tersendiri karena warna dari canting mudah kering. Diproses pewarnaan, biasanya membutuhkan kehati-hatian. Mereka berani tampil penuh warnah karena sebelumnya sebelumnya sudah memiliki keahlian membatik.

“Langkah pertama, membuat pola yang akan di batik. Setelah selesai, pola tersebut kemudian di canting. Seluruh pola yang sudah dicanting kemudian masuk ke proses pewarnaan. Untuk proses pewarnaan menggunakan alat kuas lukis. Membatik pada kaos lebih sulit dari pada kain biasa. Untuk membatik sebuah kaos dibutuhkan waktu 1 hari hingga 5 hari,” tandas Mak Enong. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *