Potret Memilukan Warga Wanaraja Garut yang Terpaksa Tinggal Dirumah Bocor

FOKUS1,940 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) nampaknya masih menjadi persoalan di Kabupaten Garut, contohnya saja seperti halnya yang dialami sebuah keluarga di Kampung Babakan RT 03/03, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja. Sudah bertahun-tahun lamanya mengisi rumah yang tidak layak huni.

Pantauan hariangarutnews.com, kondisi bangunan reyot, dengan dinding bilik bambu sudah berlubang di sana-sini. Menambah was-was dan ketakutan bagi penghuni, dilihat pada kondisi atap yang rusak dan bocor. Di rumah reyot berukuran 7×3 meter persegi ini dihuni beberapa jiwa dan harus berbagi ruangan, yakni Ridwan Ismail (43), bersama istrinya Eti Rohaeti (42) dan ketiga anaknya Adiya Putri Riwanti (20), Muhamad Albi Ramadhan (17) dan Muhamad Arkan Algifari (2), serta orang tuanya Timi (60) dan istrinya Anah (68).

Tak ada bantuan yang didapat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Rutilahu atau BSPS yang didapatkan dari pemerintah. Padahal, semestinya ia layak menerimanya. Dengan segala keterbatasan, terpaksa mereka tinggal di gubuk reyot yang mungkin sewaktu-waktu ambruk. Mereka pun tidak mampu untuk membangun rumah yang layak.

Kakek Timi, saat cerita kondisi rumah dan sakit yang di deritanya

Menurut pengakuannya, apabila malam datang, udara dingin yang masuk dari celah-celah dinding bilik yang bolong menusuk kulit penghuni rumah juga kerap dihantui kecemasan, rumah ambruk secara tiba-tiba apalagi kalau musim hujan. Pengajuan perbaikan rumah sudah dilakukan kepada pemerintah desa setempat, namun hingga kini tak pernah ada tindak lanjut. Rumah hanya sekedar di foto saja oleh perangkat desa.

Ketua RT 03/03, Kampung Babakan mengaku hanya bisa prihatin dan tak ada yang bisa dilakukan untuk membantu keluarga tersebut.

“Kami ngebantu gak bisa paling bisa ngebantu dengan doa saja. Yang lebih menambah prihatin sekarang ini, kakek Timi dalam keadaan sakit-sakitan dan tidak lagi bisa mencari mata pencaharian seperti biasa mengumpulkan rongsokan,” ujar Iki.

Ia berharap kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah, mohon ada perhatianya supaya rumahnya kakek Timi dan anak cucunya ini segera dibangun.

“Ya, agar ia dan keluarga tidak kehujanan dan kedinginan selanjutnya mendapatkan rumah yang layak dihuni,” harapnya. (Irwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *