Tak ada bantuan yang didapat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Rutilahu atau BSPS yang didapatkan dari pemerintah. Padahal, semestinya ia layak menerimanya. Dengan segala keterbatasan, terpaksa mereka tinggal di gubuk reyot yang mungkin sewaktu-waktu ambruk. Mereka pun tidak mampu untuk membangun rumah yang layak.
Menurut pengakuannya, apabila malam datang, udara dingin yang masuk dari celah-celah dinding bilik yang bolong menusuk kulit penghuni rumah juga kerap dihantui kecemasan, rumah ambruk secara tiba-tiba apalagi kalau musim hujan. Pengajuan perbaikan rumah sudah dilakukan kepada pemerintah desa setempat, namun hingga kini tak pernah ada tindak lanjut. Rumah hanya sekedar di foto saja oleh perangkat desa.
Ketua RT 03/03, Kampung Babakan mengaku hanya bisa prihatin dan tak ada yang bisa dilakukan untuk membantu keluarga tersebut.
“Kami ngebantu gak bisa paling bisa ngebantu dengan doa saja. Yang lebih menambah prihatin sekarang ini, kakek Timi dalam keadaan sakit-sakitan dan tidak lagi bisa mencari mata pencaharian seperti biasa mengumpulkan rongsokan,” ujar Iki.
Ia berharap kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah, mohon ada perhatianya supaya rumahnya kakek Timi dan anak cucunya ini segera dibangun.
“Ya, agar ia dan keluarga tidak kehujanan dan kedinginan selanjutnya mendapatkan rumah yang layak dihuni,” harapnya. (Irwi)
Komentar ditutup.