Dihentikan Kerjanya Karena Corona, Penulis Batik Garutan Bingung Cari Nafkah

GARUT KOTA798 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Kasus positif Covid-19 bertambah menjadi tiga orang, semua warga Kabupaten Garut gelisah ketakutan dan panik, takut penyebaran virus Covid-19 ini terus merambah keseluruh wilayah Kabupaten Garut. Banyaknya warga yang seolah tak menghiraukan himbawan Social Distancing, agar dirumah saja, sebenarnya warga masyarakat bukan tidak mengindahkan himbawan pemerintah, bukan juga tidak takut penyebaran Corona. Namun tuntutan kebutuhan ekonomi sehari-hari yang membuat warga masih berkeliaran diluar.

Bagi warga masyarakat ekonomi kecil, sehari saja tidak mencari nafkah, saat ditanya mereka mengaku apa yang harus dimakan kalau tidak mencari nafkah. Ada juga yang mengakui pekerjaan yang biasa mereka lakukan sudah tidak bisa lagi. Seperti yang dikatakan warga Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Mah Enong (72), yamg kebingungan saat pekerjaan yang menjadi mata pencaharian untuk kebutuhan makan sehari-hari dihentikan.

“Ema teu tiasa nyerat batik deui, saur dunungan padamelan nyerat batik liren heula saurna salami wabah Corona. Kumaha atuh teu nyerat mah, ema timana kenging artos jang tuang Ema sareng murangkalih sareng incu. (Ema, tidak bisa menulis batik lagi, kata majikan pekerjaan menulis batik berhenti dulu selama wabah Corona. Gimana kalau enggak nulis batik kan, ema dari mana dapat uang buat makan Ema sama anak cucu,” ungkap Mah Enong, Selasa (14/04).

Dikatakan Mah Enong, hanya kabar saja yang diterima, mengenai bantuan dari pemerintah, tapi sampai saat ini tidak ada kepastian.

“Iraha atuh bantosan pamarentah sumpingna, Ema batan sakieu, bumi oge kagusur ku kareta api, iyeu ge maksakeun ngontrak bari kadang sok bingung dina waktos mayar. Komo ayeuna liren damel batik, beuki bingung timana milari artos, (kapan atuh bantuan pemerintah datangnya, Ema kondisinya sudah seperti ini, rumah juga kena gusur kereta api, ini juga terpaksa ngontrak dan kadang suka bingung waktu bayar kontrakan. Apalagi sekarang ini berhenti menulis batik, tambah bingung darimana mencari uang,” pungkasnya. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *