Enemy Inside Garut : Kami Butuh Ruang dan Pengakuan Pemkab

MENARA GARUT846 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Gelar Launching Album Musisi Underground Enemy Inside berlangsung di Life Eatery Cafe, jalan Bratayudha, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (22/09). Hadir Coach Gaga Shinoda, Tony Oot dari Enemy Inside, Pembina Ackew Nectura, Aki wakil sesepuh Underground Garut, Mira Bahari A, Koordinator Wanoja Sundawani Oktaviani.

Coach Gaga Shinoda, saat dikonfirmasi usai acara menuturkan, bahwa musisi-musisi komunitas underground ini memang sering kali dipandang negatif. Padahal sisi positifnya banyak, mungkin mereka menilai dari sisi musiknya yang keras dan terkesan urakan.

“Kami berharap para putra Garut ini bisa mengembangkan bakatnya, sesuai dengan apa yang bisa mereka lakukan. Jangan dulu memvonis mereka ini seolah-olah berprilaku negatif karena musik kerasnya,” ucap Gaga.

Lanjut Gaga, program kerja komunitas dalam meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai kapasitas dan fashion masing-masing, komunitas underground ini sudah punya agenda ingin bertemu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Memang sedikit berbeda dengan agenda pembahasan wisata underground, karena di Garut banyak musisi underground dan ini sudah mendunia.

“Selama ini pemerintah belum melirik kesana, kami survipe pun tak dilirik sebelah mata, padahal kita telah memberikan banyak kontribusi untuk Garut,” beber Gaga.

Musisi Enemy Inside, Toni Oot, didampingi Mira Bahari, mengatakan, keinginannya saat ini adalah komunitasnya tidak termarjinalkan serta adanya ruang dari pemerintah daerah Kabupaten Garut, untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat yang dimiliki.

“Kami tidak menuntut pendanaan ke Pemkab, hanya kami hanya butuh ruang dan pengakuan. Kalau kami kegiatan perijinan jangan sampe dipersulit,” ujar Toni.

Sementara Wanoja Sundawani Garut Oktaviani, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan. Ia menilai dalam kegiatan musik ini walau aliran keras tapi bukan anarkis.

“Hanya soal selera saja kalau musik, mungkin bagi yang tidak suka musik underground dianggap negatif dan urakan, padahal sisi lain saya melihatnya banyak hal positif yang mereka lakukan. Mungkin ada beberapa oknum yang sengaja mencoreng, sehingga membuat paradigma pandangan masyarakat atau pemerintah negatif,” beber Okta. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *