Gaya-Gaya Bermuka Dua Ala Sekretaris Cabang GMNI Garut

MIMBAR EDUKASI1,419 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Sejauh ini siapa yang tidak mengenal organisasi ekstra mahasiswa nasional sekelas GMNI. Organisasi yang berdiri sejak 23 Maret 1954 itu sepanjang sejarahnya banyak memberikan kontribusi dalam pembangunan dan perhelatan politik di Indonesia.

Banyak tokoh-tokoh yang dilahirkan dari rahim GMNI seperti HM Taufiq Kiemas (alm), Dr. Ahmad Basarah yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua MPR RI, Ganjar Pranowo yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan masih banyak lagi.

Di Kabupaten Garut sendiri berdiri salah satu cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dari masa ke masanya telah banyak melahirkan tokoh-tokoh terkemuka di Kabupaten Garut.

Di tahun 2019 ini, Dewan Pimpinan Cabang GMNI Kabupaten Garut tengah memiliki kurang lebih 8 (delapan) komisariat definitif dan karateker di beberapa perguruan tinggi di Kabupaten Garut yang di ketuai oleh Lukman Bahrul Alam S.Ip dan Rony Gunawan sebagai Sekretaris Cabang.

Besarnya marwah GMNI di Kabupaten Garut salah satunya tentu didasari oleh kepiawaian dan tanggung jawab pimpinan beserta segenap unsur penting lainnya terutama peranan Sekretaris Cabang dalam menjalankan roda organisasi.

Raden Irfan NP yang juga menjabat sebagai ketua bidang Kaderisasi Cabang GMNI Kabupaten Garut saat ini menyayangkan peranan Sekretaris Cabang yang dianggap kaku dan kurang produktif dalam menggerakkan roda organisasi GMNI.

“GMNI itu butuh sosok konseptor gerakan yang mumpuni secara kapasitas dan kapabilitas dan mampu menunjukan pamornya terhadap organisasi dan birokrasi. Itu yang dibutuhkan di GMNI, bukannya gaya-gaya bermuka dua yang justru malah menjadi bahan tertawaan,” ujar Raden Irfan, Sabtu (10/08).

Lanjut Raden Sebagai konseptor organisasi, idealnya peranan Sekretaris Cabang GMNI Garut, secara umum justru harus pokus terhadap tiga konsepsi utama yakni Back to Campus terjun ke kampus, Back to Cadre terjun ke kader dan Back to Marhaen terjun kepada kaum marhaen.

“Tiga kesibukan inilah yang mesti menjadi peranan utama seorang Sekcab GMNI, bukannya menjadi biang keladi keretakan diantara kader GMNI,” tandasnya.

Dengan memberikan penegasan di jejaring akun media sosial miliknya, Rony Gunawan menyatakan bahwa “GMNI itu bukan LSM”, menunjukan bagaimana rendahnya nalar analisa seorang yang menjabat sebagai Sekretaris Cabang itu.

“Semua kader GMNI itu tahu bahwa GMNI bukan LSM. Jika tidak mampu mendalami luasnya konsepsi gerakan, sehingga tidak mampu membedakan mana warna hitam dan mana warna yang putih hanya ada dua pilihan, pertama belajar lebih dalam lagi, kedua mundur dari jabatannya sebagai Sekcab,” pungkas Raden. (Gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *