Berawal dari Diary, Mahasiswi Lulusan Universitas Garut Ini Terbitkan Buku-Buku Puisi

MIMBAR EDUKASI2,546 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Menjadi seorang penulis puisi tidaklah semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan imajinasi yang tinggi agar sebuah ide dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita yang tidak hanya seru untuk dinikmati, namun bisa menarik pembaca masuk ke dalam kisahnya.

Dialah Wulan Purwanti, berawal dari menulis diary kesehariannya, perempuan kelahiran tahun 1999 yang tinggal di Candramerta I, Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut itu, menjadi penulis puisi yang cukup dikenal oleh kalangan anak muda Garut. Wulan, lebih dikenal dengan nama pena “Lan”, memulai karier sebagai penulis saat berusia 12 tahun. Hingga saat ini, sudah ada dua judul buku yang berhasil dia ciptakan.

Buku pertamanya terbit pada tahun 2017. Kala itu, baginya memang masa-masa aktif di dunia literasi. Gadis pemalu lulusan Universitas Garut Jurusan Farmasi ini sempat memenangkan juara II lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut dalam rangka Hari Statistik Nasional.

“Sebuah pengalaman baru yang sangat berkesan dan memiliki banyak cerita. Berawal dari sebuah kegiatan yang saya ikuti terkait dengan literasi. Merasa diri bisa dan pantas untuk mengikuti kegiatan tersebut membuat saya memberanikan diri untuk mendaftar. Jadilah saya salah satu peserta lomba KTI yang diadakan oleh BPS Garut hingga meraih juara II,” kenang Wulan, kepada hariangarutnews.com, Selasa (20/02/2024).

Wulan mengaku, ternyata untuk menjadi seorang penulis puisi harus banyak memiliki kosa kata dan wawasan yang luas, hal tersebut dapat dimiliki dengan banyak membaca buku. Modal yang harus dimiliki agar mampu mengolah dan merangkai kata menjadi kalimat yang dapat dipahami oleh pembaca.

Wulan, aktif sebagai anggota Komunitas Pecinta Alam Wanakumbara

“Dengan membaca buku, banyak pengetahuan baru terkait cara mengeluarkan ide dan gagasan, cara menyajikan tulisan yang benar, serta cara merangkai kata agar terbentuk sebuah kalimat yang baik. Sebuah perjalanan yang tak hanya merangkai puisi, tetapi juga merangkul jiwa pembaca di sepanjang jalan,” kata Wulan, yang saat ini aktif menjadi anggota Komunitas Pecinta Alam Wanakumbara.

Kata Dia, tidak penting berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penulisan buku puisi tersebut. Baginya, berhasil menyelesaikan penulisan buku merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Memiliki buku bacaan hasil karya sendiri adalah sebuah kebanggaan.

Wulan melanjutkan, awalnya ia iseng menulis di buku diary, di mana kesehariannya ia curahkan semua lewat tulisan. Selain itu, faktor hubungan asmara yang kandas yang ia alami juga menjadi salah satu motivasi Wulan sampai pada titik saat ini. Menulis, kata Dia, adalah perjalanan spiritual yang mempertemukan tinta dan imajinasi dalam setiap goresan huruf. Menurutnya, menulis bukan hanya sebatas penciptaan kata-kata, tetapi juga pelayaran melintasi lautan imajinasi yang tak terbatas.

Sang Penulis Buku Puisi saat berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Garut News

“Dulunya saya mudah mengekspresikan sesuatu, dan tiba-tiba menjadi orang yang tertutup dan saya bingung mengeluarkan emosi dan perasaan gimana sih tanpa harus menyakiti diri sendiri, akhirnya saya mulai nulis di buku diary pokoknya semuanya tentang keseharian saya,” ujar Wulan, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Garut News di Villa Lembah Asri Blok C No. 17, Mekargalih, Tarogong Kidul.

Disinggung terkait penerbitan buku, Wulan mengungkapkan, diskusi dengan Dapur Redaksi Harian Garut News ini membuka mata dirinya terhadap realitas industri penerbitan dan dampak digitalisasi terhadap penghasilan penulis. Diakui, komisi yang relatif kecil dan ancaman pembajakan menjadi tantangan serius bagi para penulis.

“Daya beli buku dan daya baca orang jaman sekarang yang rendah juga membuat komisi penulis buku semakin rendah. Situasi semakin memburuk ketika buku yang sudah dibuat oleh penulis malah dibajak dan dijual bebas di marketplace,” pungkasnya.

Launching buku kedua berjudul “Roller Coaster Rasa” yang diterbitkan Wulan Purwanti.

Imajinasi seorang penulis sukses adalah laboratorium kreativitas yang tak pernah berhenti bekerja. Dibalik layar tulisan mereka, ada proses kreatif yang mendalam, menciptakan karakter, cerita, dan dunia yang hidup. Setiap kalimat adalah alur pikir yang dirangkai dengan seksama untuk mengekspresikan visi dan perasaan penulis.

Selama menulis tentunya ada tantangan tersendiri bagi Wulan, tidak semua perjalanan akan selalu mulus. Kini Wulan berhasil mengenalkan karya-karyanya, yang awalnya hanya menulis diary saja, sekarang karyanya sudah bisa dibaca oleh orang banyak. Buku pertama terbit dengan judul Secangkir Rasa Diujung Senja, buku keduanya Roller Coaster Rasa.

Buku yang ditulis Wulan bukan hanya menulis untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menyumbangkan sesuatu bagi khayalak. Warisan Wulan adalah kata-kata yang bertahan lama, meresapi pikiran pembaca. Sehingga Redaksi memutuskan untuk menampilkan puisi-puisi hasil karya Wulan pada setiap hari Sabtu dan Minggu di Media Online Harian Garut News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *