Tinjau Korban Angin Puting Beliung di Garut Kota, DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan Sayangkan Tim Reaksi Cepat Bencana Dinas Perkim Tak Sigap

HARIANGARUTNEWS.COM – Pasca terjadinya terjangan angin puting beliung di Kelurahan Ciwalen, Kecamstan Garut Kota, pada Minggu (03/04/2022) kemarin. Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan bersama jajaran DPC dan Baguna, tinjau warga masyarakat yang menjadi korban terdampak dan berikan santunan paket sembako dan uang tunai.

Didampingi Lurah Ciwalen Cecep Nurdiansah dan Camat Garut Kota, Teten Sundara. Yudha langsung meninjau beberapa warga yang atap rumahnya ambruk parah, diantaranya, Piah (70) warga RT 02/11, yang atap rumahnya hancur berantakan.

“Alhamdulillah, kasaean pak Yudha sareng sadayana katampi pisan sing dibales ku Allah (kebaikan pak Yudha dan semuanya saya sangat berterima kasih, semoga dibalas berlipat oleh Allah),” ujar Mak Piah, usai menerima bantuan sembako dan uang tunai dari anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan.

Kondisi Atap Rumah Piah warga RT 02/11 Kelurahan Ciwalen

Di kelurahan yang sama, Yudha juga melanjutkan peninjauannya kepada warga RT 3/10, atas nama Sumiati (52) yang menjadi korban puting beliung. Saat kedatangan Yudha dan rombongan, Sumiati yang rumahnya hancur berantakan, menangis saat bercerita saat musibah terjadi.

Sumiati mengaku, musibah hancurnya atap oleh terjangan angin puting beliung, kejadiannya sekaligus ambruk. Ia mengaku saat kejadian berdua bersama anaknya.

Kondisi rumah Sumiati, warga RT 3/10 Kelurahan Ciwalen

“Awalnya saya enggak tahu kondisi atap, saya sedang didepan. Pas angin kencang dan melihat pintu rumah goyang-goyang, saya lantunkan adzan. Atap diketahui ambruk, anak saya masuk kedalam lihat kebelakang langsung nangis dan bilang atap ambruk,” papar Sumyati.

Anggota DPRD Garut Yudha Puja Turnawan saat berikan santunan kepada Sumiati, korban angin puting beliung

Sementara Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan menyampaikan, dirinya sengaja langsung melihat kondisi pasca terjangan angin puting beliung karena ingin memastikan kondisi warga yang menjadi korban.

“Barusan saya lihat yang parah dulu belum melihat semuanya. Tadi menemui ibu Ipah dan Ibu Sumiati yang sangat parah kondisi rumahnya akibat angin puting beliung yang terjadi kemarin. Barusan saya sudah keliling dengan Pak Camat Teten dan Pak Lurah Cecep,” ucap Yudha.

Yudha menyayangkan, seharusnya Tim Reaksi Cepat Bencana Dinas Perumahan dan Pemukiman yang dilantik Bupati Garut ketika peresmian rumah relokasi di Cipager Babakan Kawung (Cilawu) beberapa waktu lalu, itu semestinya harus cepat tanggap. Sementara dilihat dilapangan lanjut Yudha, berdasarkan laporan dari lurah yang datang hanya UPT saja.

“Hanya ada pak Budi dari UPT Perkim, sedangkan asesmen rumah yang rusak bukan hanya di Ciwalen. Ciwalen saja dari sekian RW yang diberitakan ratusan rumah membutuhkan asesmen banyak orang. Saya berharap, Tim Reaksi Cepat Bencana Dinas Perkim ini sesuai dengan namanya harus bereaksi cepat, harus melibatkan semua unsur di Dinas Perkim untuk turun melihat langsung ke lapangan,” tandas Yudha.

Santunan juga diberikan kepada warga lainnya

Politisi PDI Perjuangan ini berharap dan tidak ingin kejadian seperti di Kecamatan Karangtengah, terjadi ada beberapa rumah yang tidak diusulkan karena asesmennya tidak komprehensif. Yudha juga berharap, biasanya yang langsung ke lapangan itu dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Saya pernah bareng ketika di Sukanegla ada rumah jebol karena longsor, jam sebelas malam bersama BPBD bahkan sampai jam dua dini hari. Harapan saya juga ada alokasi anggaran yang memadai untuk BPBD. Mereka ke lapangan tanpa dibekali logistik juga, kan kasihan khawatir jadi bulan-bulanan warga. Ketika mereka datang untuk asesmen tidak dibekali logistik bantuan awal,” tutur Yudha.

Disamping itu imbuh Yudha, harapannya kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Garut. Garut ini rawan bencana, dalam konteks mitigasi bencana sangat urgen, kemudian penanganan pasca bencana diluar tanggap darurat, beberapa SKPD harus dibekali juga dengan logistik yang memadai.

“Tentunya ada alokasi belanja di tiap-tiap SKPD terutama BPBD, kasihan kalau mereka saat dilapangan,” kata Yudha. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *