Awal Ramadhan Harga Sembako Merangkak Naik, Emak-Emak di Garut Putar Otak Hemat Anggaran Belanja

FOKUS600 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Dua hari memasuki bulan suci Ramadhan 1443 H, selain harga BBM Pertamax dari Rp9.000 menjadi Rp12.500, harga sejumlah bahan pokok di seluruh pasar Kabupaten Garut pun mulai melonjak naik. Meskipun kenaikan belum terlalu tinggi, namun hal ini tetap membuat pusing kalangan emak-emak.

Harga kebutuhan pokok atau sembako yang tidak stabil membuat masyarakat merana. Pedagang hingga pembeli mengeluhkan kenaikan harga pangan yang nyaris serentak, mulai dari minyak goreng hingga bawang merah.

Fenomena di atas juga menunjukkan mulai bertambahnya permintaan bahan pokok, yang diprediksi akan terus meningkat hingga menjelang lebaran. Beberapa bahan pokok yang harganya naik adalah telur ayam dari Rp 22 ribu menjadi 25 ribu per kilogram.

Daging sapi mengalami kenaikan Rp 40.000 dari harga sebelumnya. Yakni, dari Rp 120 ribu menjadi Rp 160 ribu/Kg. Kenaikan juga terjadi pada gula merah, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 24 ribu.

Setelah mengalami kelangkaan, kenaikan tertinggi ada pada harga minyak goreng yang naik hingga Rp 10.000 per Kg. Sepekan lalu, harga bawang merah Rp 20 ribu, saat ini sudah Rp 30 ribu per kilogram.

Mereka pun harus memutar otak, khususnya kaum emak-emak bagaimana menghemat anggaran belanja. Sebab, perhitungan mereka banyak yang meleset, artinya uang belanja yang dibawa tak mencukupi membeli beberapa komoditas akibat kenaikan harga.

“Sekarang harga kok naik semua, bikin pusing. Kalau harga naik, mau tidak mau ya harus ngirit, pinter-pinter ngatur uang biar bisa buat belanja harian,” ujar seorang pembeli, Tati Nuryati (47) warga Hegarmanah Kecamatan Bayongbong, Senin (04/04/2022).

Tati mengaku, dampak kenaikan sejumlah harga bahan pokok membuatnya harus menghemat agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi.

Sementara Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman menuturkan, kenaikan harga memang biasa terjadi jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Namun, Pemkab Garut tetap akan memantau apakah kenaikan harga tersebut masih dalam batas normal karena meningkatnya permintaan pembeli.

“Kita tetap memantau lonjakan harga, kenaikan harga memang biasa terjadi karena adanya permintaan. Namun tetap kita mewaspadai adanya lonjakan yang terlalu tinggi dan bisa meresahkan masyarakat. Banyak masyarakat mengeluhkan tingginya harga bahan pangan di tingkat konsumen. Pedagang di sisi lain menyebut mahalnya harga dipengaruhi permintaan yang tinggi dari konsumen,” kata Helmi Budiman. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *