Bupati Garut Optimis PAD Tahun 2022 Bisa Masuk Rp140 Miliar, Ini Sumbernya

FOKUS1,106 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Bupati Garut H Rudy Gunawan menyampaikan, bahwa dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berimbas pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Garut yang mengalami kekurangan signifikan terutama dari pajak hotel dan restoran.

“PAD ini kami kekurangan itu dari pajak restoran dan hotel mengalami penurunan signifikan, karena ada PPKM Darurat, kita kan tidak boleh hotel restoran beroperasi, pasti lah ada pengurangan,” ujar Rudy, usai apel gabungan di lapangan Setda, Senin (13/12/2021).

Namun, lanjut Rudy, ditahun depan optimis akan masuk PAD sekitar Rp140 miliar dari pajak dan retribusi, karena saat ini sesuai Inmendagri Kabupaten Garut berada di Level 2 dan perayaan Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru), imbuh Rudy, akan dibuka tapi dengan pengetatan luarbiasa.

“Nataru dibuka tapi akan ada pengetatan luarbiasa, nanti pak Kapolres yang akan menyampaikan,” tandas Rudy.

Bupati Rudy juga menyebutkan bahwa sumber PAD dari kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang masuk ke kas daerah diantarannya PDAM, BPR Garut dan Bank Intan Jabar (BIJ).

“BUMD yang terbesar sekarang ini adalah PDAM. PDAM itu melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan masyarakat di bidang air. Sekarang ini PDAM sudah surplus, cuma dihitung ruginya pada waktu dulu itu Rp12 miliar, sekarang ruginya tinggal Rp7 miliar. Ada perbaikan peningkatan kegiatan yang berbasis terhadap laba. Jadi kalau memang misalnya dulunya (rugi) Rp12 miliar menjadi Rp17 miliar, berarti rugi terus. Sekarang ini dari dulu rugi Rp12 miliar sekarang ruginya hanya tinggal Rp7 miliar,” terang Rudy.

Menurutnya, bahwa permasalahan tersebut harus disampaikan ke masyarakat bahwa PDAM Kabupaten Garut harga jualnya termurah dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyarankan untuk meningkatkan harganya.

“Harganya kan sekarang Rp3.200, di tempat lain, Sumedang saja sudah Rp4.500 per satu meter kubik. Ini kita akan sesuaikan nanti, sesuai arahan dari BPKP,” kata Rudy.

Bupati Rudy juga menjelaskan, bahwa kontribusi dari perusahaan-perusahaan daerah yang murni hanya ada dua BUMD. Pertama adalah PDAM yang berdasarkan peraturan tidak boleh memberikan keuntungan sebelum cakupannya mencapai 80%. Dan keduanya, BPR Garut yang memberikan kontribusi sekitar Rp2,7 miliar.

“Kalau BIJ kita sahamnya kecil, ada keuntungan tapi sahamnya kecil. Bank Intan Jabar itu kita hanya punya saham sekitar 29 persen,” kata Rudy Gunawan. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *