Kunjungi Garut, Gubernur Jawa Barat Apresiasi Kampung Isolasi Pasien Covid-19 di Jayaraga

FOKUS1,269 views

HARIANGARUTNEWS.COM– Bupati Garut, Rudy Gunawan menerima kunjungan kerja dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ke RSUD dr. Slamet dan lokasi isolasi yang berada di Kampung Jayaraga, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jum’at (25/06/2021).

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan Provinsi Jawa Barat melakukan pola hulu dan pola hilir untuk mengatasi peningkatan pasien Covid-19 di rumah sakit.

“Dalam situasi darurat Jawa Barat melakukan pola hulu dan pola hilir untuk mengurangi BOR rumah sakit. Pola hulu itu seperti ini, jadi sebelum ke rumah sakit yang ringan sedang gak usah ke rumah sakit, cukup dirawat di sini. Karena waktu di Bandung Raya hampir sepertiganya itu ternyata tidak perlu di rumah sakit, tapi karena kurang edukasi sehingga membebani kasur-kasur, tempat tidur di rumah sakit,” ucap Kang Emil.

Emil menuturkan, tempat tidur rumah sakit hanya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang membutuhkan penanganan darurat dan memiliki kondisi yang berat.

“Kemudian ada pola hilir, pola hilir itu yang sudah mau sembuh di rumah sakit dipindah ditransisikan dulu ke hotel, apartemen, rusun atau ke ruang isolasi di wilayah. Sehingga tempat tidur di rumah sakit yang terbatas itu betul-betul bagi mereka yang butuh penanganan emergency dan kondisi lagi berat,” ujarnya.

Kabupaten Garut, tutur Kang Emil, sudah menerapkan pola hulu untuk menangani pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan. Ia juga mengapresiasi Kampung Jayaraga yang telah membuat lokasi isolasi sehingga dapat membantu rumah sakit agar tidak collapse.

“Nah pola hulu dan hilir inilah yang di Garut sudah dilaksanakan, tinggal dimaksimalkan sehingga ini contoh ada lima warga yang tinggal disini, dan sembuh. Bayangkan kalau tidak ada ini berarti si-lima ini lari ke RSUD, itu yang akan bikin collapse. Jadi saya apresiasi Kampung Jayaraga yang sudah menerapkan pola hulu, tinggal di eksperimenkan pola hilir ya, berkoordinasi kalau warganya sudah rada sembuh tarik aja kesini,” katanya.

Disisi lain, Ridwan Kamil menerangkan bahwa pihaknya akan segera memberikan bantuan berupa alat bantu pernapasan ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) ataupun rumah sakit swasta di Kabupaten Garut untuk menangani pasien Covid-19 yang memiliki gejala sedang hingga berat.

“Saya lihat memang di Garut memang ada kekurangan alat untuk membantu pernafasan, dua hari ini saya akan rapatkan untuk kita beli dan diserahkan ke Garut nanti diatur oleh Pak Bupati si alatnya ada yang di RSUD ada yang di rumah sakit swasta. Supaya rumah sakit swasta jangan hanya merawat yang sedang, yang berat pun bisa dirawat di rumah sakit swasta,” ungkapnya.

Emil berharap, Kabupaten Garut bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 karena saat ini angka kesembuhan di Kabupaten Garut masih berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Barat.

“Tinggal satu lagi, ditingkatkan tingkat kesembuhan karena statistik di kami, Garut masih di bawah rata-rata Jawa Barat, apa karena laporan telat atau obatnya kurang mungkin vitamin saja tidak cukup itu tolong dianalisa oleh Pak Bupati nanti pemerintah provinsi pasti akan bantu,” Tutup Kang Emil.

Sementara, usai acara peninjauan, Direktur RSUD dr. Slamet Garut, dr. Husodo Dewo Adi Sp OT mengatakan, dalam kunjungan peninjauannya, Gubernur Ridwan Kamil menanyakan perihal pasien Covid-19 dan kendala yang dialami.

“Pa gubernur menanyakan tentang jumlah pasien disini. Kemudian beliau menanyakan tentang kendala- kendala apa yang dihadapi rumah sakit kita dalam penanganan terhadap pasien-pasien Covid-19,” terang Husodo.

Lebih lanjut Husodo menjelaskan, saat ini peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut cukup tinggi, sehingga Gubernur Ridwan Kamil memahami keadaan penanganan kasus Covid-19 di RSUD dr. Slamet Garut.

“Beliau Alhamdullilah memahami terkait yang sedang kami hadapi saat ini, terutama alat-alat yang kita siapkan untuk memenuhi kebutuhan pasien-pasien berat yang datang kerumah sakit ini,” tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini rumah sakit masih kekurangan sumber daya manusia, sementara kematian akibat kasus Covid-19 cukup tinggi.

“Kita kekurangan tenaga SDM juga, sementara Kabupaten Garut termasuk salah satu dengan angka kematian yang tinggi,” pungkasnya. (ADV/Nuy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *