Mengenal Eha, Sosok Pedagang Fenomenal di Lingkungan Pemkab Garut

FOKUS479 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Solehah atau biasa dipanggil Eha (55) sudah tak asing lagi di kalangan pedagang di kawasan Alun-Alun, Pendopo dan di Kantor-Kantor Dinas di Kabupaten Garut. Sosoknya cukup fenomenal karena selama puluhan tahun ia berdagang kacang rebus untuk melayani warga maupun pejabat yang beraktivitas. Bagaimana sosok yang terkenal dengan nama Eha itu? simak ceritanya!

“Bi, Su’uk?,” demikian sahutan Eha kala dipanggil para awak media yang sedang beraktivitas di Komplek Gedung Pendopo Garut. Dengan langkahnya yang santai, Eha melayani setiap pelanggannya. Raut wajahnya terlihat tak pernah lelah. Dari sejak pagi hingga menjelang malam, senyumnya tak pernah berkurang. Ia menyadari betul, usaha yang dijalaninya saat ini merupakan pintu mencari rezeki bagi keluarganya.

“Siap, bos,” ujar dia saat menerima bayaran berupa beberapa lembar uang pecahan sepuluh ribuan dari pelanggannya, Rabu (10/03/2021).

Sudah 37 tahun Eha berjualan kacang rebus yang ia peroleh dari Bandar Kacang bernama Atin di kawasan Pasar Ciawitali. Ibu separuh baya warga Kampung Cigadog RT07/02 Kecamatan Pasirwangi ini mengaku sudah mulai berjualan sejak usianya 7 tahun.

Di usianya yang menginjak setengah abad lebih, Eha masih tetap tegar. Pada prinsipnya ia harus membantu menafkahi suaminya Aan (45) dan dua orang anak mereka.

“Saya punya anak empat orang. Yang dua sudah menikah. Paling besar sekarang kerja di PT dan yang bungsu masih sekolah di SMP,” tutur dia.

Eha juga seolah menjadikan dirinya seperti cermin kesabaran. Hampir setiap hari dia harus melawan rasa lelah. Dia menceritakan, setiap hari harus mengambil kacang tanah di bandar sebanyak 30 kilogram, lalu menyetornya setelah dagangannya habis.

“Alhmadulillah suka kebagian Rp50 ribu setiap hari. Itu hasil dagangan saya yang dijajakan ke kantor-kantor dinas. Kalau kebetulan di Pendopo ada pak Bupati, saya suka dikasih. Pak Kapolres dan Pak Dandim juga suka ngasih uang. Seneng kalau ada kegiatan di Pendopo jadi banyak yang beli,” ungkap Eha.

Tak salah pula pribahasa usaha tak akan mengkhianati hasil. Hidup dalam kesederhaan, Solehah bisa menjadi cermin bagi kita semua bahwa harta bukan segalanya. Ia selalu mengedepankan melayani dengan baik kepada setiap pelanggan.

“Alhamdulillah hasilnya cukup. Bisa untuk makan dan bisa bayar biaya sekolah anak,” tutur Eha menutupi keluhnya dengan senyuman. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *