Mira Warga Garut, Terbebas Setelah Dua Tahun Tinggal Di Kandang Ayam

FOKUS, SEPUTAR GARUT1,598 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Dua tahun terakhir tinggal di bangunan bekas kandang ayam, kini Mira (30) Warga Kampung Legok Ringgit, Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, bersama ketiga anaknya, bisa tidur tenang dan nyenyak.

“Bangunan yang berada di tengah pemukiman warga ini baru selesai dibangun setelah adanya bantuan dari warga melalui RW dan Pemerintah Desa,” ujar Hadad, warga setempat, Minggu (1/12).

Hadad menjelaskan, sebelumnya Mira bersama anak-anaknya tinggal di rumah bekas kandang ayam, karena dengan kondisi keterbatasan ekonomi nya dia tidak memiliki bangunan rumah yang layak. Namun sekarang atas bantuan dari warga dan Pemerintah Desa, bangunan kandang ayam tersebut sudah disulap menjadi rumah tinggal.

‘Suaminya kerja serabutan yang tidak menentu penghasilan. Sedangkan Mira hanya seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang mengurus tiga orang anak,” kata Hadad.

Ditambahkan Hadad, setelah adanya bantuan dari Pemerintah Desa sebesar Rp700 ribu dan ditambah iuran swadaya masyarakat.

“Alhhamdulillah sekarang sudah tidak lagi tinggal di kandang ayam. Hanya saja keluarga tersebut masih membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk membangun rumah yang lebih layak lagi,” ucapnya.

Sementara Mira, mengatakan, setelah adanya bantuan dari pemerintah Desa dan budaya masyarakat, iya bisa membeli lahan bekas bangunan kandang ayam tersebut. Ia juga membenarkan bahwa dua tahun sebelumnya keluarganya tinggal di bangunan bekas kandang ayam.

“Saya beli uang dari bantuan pemerintah senilai Rp1,5 Juta. Padahal uang tersebut harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Daripada tinggal terus di bangunan kandang ayam lebih baik uangnya dibelikan lahan tanah,” ucap Mira.

Setelah mendiami rumah seluat 4 x 7 meter seadanya, kata Mira, bisa nyenyak tidur dan tidak di gigit nyamuk lagi.

“Kalau dua tahun lalu setiap malam kerap menjadi sasaran nyamuk termasuk ketiga anaknya. Ya sekarang sudah tidak lagi,” tutur Mira.

Mira juga berharap, karena kondisi bangunan yang sekarang masih jauh dari kata layak, Ia ingin ada bantuan dari pemerintah agar bisa membangun tidak seperti sekarang ini hanya sebatas ditutupi oleh triplek yang di cat warna kuning. Itupun belum dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur.

Ia mengaku, untuk menutupi kehidupan dan kebutuhan sehari-harinya hanya mengandalkan dari penghasilan suami yang hanya kuli serabutan. Ia bersama tiga orang anaknya bisa makan jika ada yang menyuruh sang suami untuk bekerja dengan upah sebesar Rp 60/hari.

“Kalau ada yang nyuruh bekerja baru bisa makan. Ingin usaha tetapi tidak memiliki modal,” pungkasnya. (Hidayat)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *