Sekjen DPP GANNA : Momentum Hari Guru, Kembali Kepada Ajaran Ki Hajar Dewantara

FOKUS1,044 views

Oleh : Heru Rahadiyan Setiaji, S. Pd. SD

HARIANGARUTNEWS.COM – Setiap tahun pada tanggal 25 November para guru di seluruh Indonesia memperingati hari Guru dengan berbagai macam kegiatan, yang lazim dan sering adalah melaksanakan upacara atau apel pagi bersama.

Di dalam giat tersebut selalu ada sesi merenungkan makna dari peringatan hari Guru. Guru adalah agent of change. Seorang pribadi yang memiliki sebuah kegiatan yang disebut pekerjaan akibat dari konsekuensi back ground pendidikan yang di tempuhnya semasa menjadi pembelajar dulu.

Namun kadang disiplin ilmu yang dimiliki seorang guru saat ini belum tentu sesuai dengan tuntutan linearitas kompetensi untuk menjadi seorang edukator. Mengenai hal ini pemerintah telah menjembatani dengan memberikan fasilitas sebuah legalitas berupa sertifikasi pendidik.

Ajaran Confucius sebagai sosok guru yang lebih besar dari kehidupannya bertujuan untuk mendidik murid-muridnya menjadi seorang manusia sejati dengan pengetahuan dan moral yang berkualitas tinggi. Selaras dengan buah pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai bapak guru bangsa bahwa pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.

Guru zaman now setelah melewati masa pandemi dua tahun terakhir mengalami lompatan signifikan dalam hal metodologi dan figur sebagai sumber belajar. Dimana saat ini zaman serba digital dan arus infomasi yang sangat terbuka menempatkan guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber keilmuan belajar. Guru harus kembali menyadari, bahwa untuk memanusiakan murid adalah dengan menyadari potensi dan talenta dari setiap individu peserta didik. Hal ini bisa di mulai dengan mengenali kecerdasan peserta didik melalui metode Gardner.

Psikolog Harvard Howard Gardner pada 1983 mengenalkan teori Multiple Intelligence. Ia mengemukakan bahwa kecerdasan manusia dibedakan menjadi delapan jenis. Multiple intelligence adalah teori kecerdasan manusia yang dibedakan menjadi delapan modalitas. Beberapa di antaranya kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan logis dan kecerdasan jasmani.

1. Kecerdasan Spasial (Visual)

Kecerdasan spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah dan ruang secara akurat. Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi arsitek, artis dan insinyur karena lihai dalam :
a. Membaca dan menulis berdasarkan kesenangan.

b. Pandai menyusun teka-teki.

c. Menafsirkan gambar, grafik dan bagan.
d. Menyukai seni lukis.

e. Mampu mengenali pola dengan mudah.

2. Kecerdasan Linguistik (Verbal)

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan dapat menerjemahkan dalam bahasa yang lugas. Anak dengan karakteristik ini pandai menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca.
Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi penulis, wartawan, pengacara dan guru karena ahli dalam:
a. Mengingat informasi tertulis dan lisan.
b. Berdebat atau memberikan pidato persuasif.
c. Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik.
d. Menyelipkan humor ketika bercerita.

3. Kecerdasan Logis (Matematika)

Kecerdasan logis dapat diartikan sebagai kemampuan nalar yang tinggi. Anak dengan jenis kecerdasan ini dapat menganalisis masalah secara logis. Mereka berpikir secara konseptual tentang angka, hubungan dan pola.
Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi ilmuwan, ahli matematika, programmer, insinyur dan akuntan karena lihai dalam:
a. Keterampilan memecahkan masalah.
b. Menemukan solusi dari ide-ide abstrak.
c. Senang melakukan eksperimen ilmiah.
d. Mampu menyelesaikan perhitungan yang rumit.

4. Kecerdasan Kinestetik (Jasmani)

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan keinginan otak. Anak dengan kemampuan di bidang ini memiliki koordinasi gerak fisik, mata dan kontrol motorik yang baik.
Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi penari, pembangun, pematung dan aktor karena lihai dalam:
a. Keterampilan yang membutuhkan olah fisik.
b. Dapat menciptakan karya dengan tangannya.
c. Memiliki koordinasi fisik yang sangat baik
d. Mampu mengingat gerakan dengan baik.

5. Kecerdasan Musik

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap melodi, ritme dan nada dari musik yang didengar.

Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi pemusik, komposer, penyanyi, guru musik dan konduktor karena ahli dalam:
a. Bernyanyi dan bermain alat musik.
b. Mengenali pola dan nada dengan mudah.
c Mengingat dengan jelas tentang lagu dan melodi.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri, memiliki rasa empati yang tinggi dan suka menolong orang lain.

Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi psikolog, filsuf, konselor, pramuniaga dan politikus karena lihai dalam:
a. Berkomunikasi dengan baik secara verbal.
b. Terampil dalam komunikasi secara nonverbal.
c. Mampu melihat situasi dari perspektif yang berbeda.
d. Ciptakan hubungan positif dengan orang lain.
e. Menyelesaikan konflik secara damai.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal pandai menyadari emosi, perasaan, dan motivasi diri sendiri. Kecerdasan ini dapat membantu merefleksikan dan mengevaluasi diri, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anak dengan jenis kecerdasan ini cocok menjadi filsuf, penulis, ahli teori dan ilmuwan. Alasannya, mereka ahli dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan diri sendiri dengan baik.

8. Kecerdasan Naturalistik

Ini menjadi teori terbaru dari Gardner. Menurutnya, anak dengan jenis kecerdasan naturalistik bisa lebih selaras dengan alam dan seisinya. Mereka sangat peka dan menyadari perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Anak yang memiliki bakat di bidang ini berpotensi menjadi ahli biologi dan konservasionis karena tertarik dalam bidang:
a. Botani (tumbuh-tumbuhan).
b. Biologi (karakteristik tentang makhluk hidup).
c. Zoologi (ilmu tentang hewan).

Teriring ucapan terima kasih kepada para guru atas semua effort untuk bangsa inii melalui pendidikan. Selamat hari Guru untuk para sahabat guru seluruh Indonesia di manapun berada. Kami percayakan anak anak terbaik kami di bawah welas asih para Bapak Ibu guru yang iklhlas mencerdaskan bangsa. (*)

*) Penulis adalah Sekretaris Jendral Gerakan Anti Narkotika Nusantara Amartha (GANNA) dan Pemerhati Pendidikan

Bahan bacaan :
Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences : The Theory in Practice A Reader. New
York : Basic Books.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *