Turun Gunung, Kades dan Ketua RT di Banyuresmi Garut Kenakan APD Evakuasi Jenazah yang Diduga Positif Covid-19

FOKUS860 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Evakuasi terhadap keluarga pasien yang diduga positif Covid-19 tak semuanya berjalan mudah. Tidak sedikit keluarga pasien merasa ketakutan saat mengkeramasi jenazah saudaranya meski belum tentu dinyatakan Covid-19. Bahkan ada yang menolak anggota keluarganya dibawa petugas medis dengan beragam alasan.

Seperti yang terjadi di Kampung Maleer, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut pada Kamis (17/06/2021). Saat tim medis hendak mengevakuasi jenazah yang diduga positif Covid-19, tak satupun pihak keluarga berani mendampingi tim medis karena takut tertular. Bahkan mereka tak mau mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Kondisi itu membuat Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan, turun tangan langsung membantu tim medis  untuk memberikan pemahaman kepada keluarga.

“Almarhum baru lima hari tinggal disini sejak kedatangannya dari Bandung. Ketika tim medis dari Puskesmas Sukasenang datang ke lokasi pihak keluarga tidak berkenan memakai APD untuk menyaksikan kondisi korban di dalam rumah. Akhirnya, untuk memberikan rasa aman kepada tim medis, saya bersama dua orang Ketua RT dan satu pemuda memakai APD guna menemani dan membantu tim medis memeriksa jenazah di dalam rumah,” ujar Iwan kepada hariangarutnews.com.

Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan.

Pantauan hariangarutnews.com, Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi tersebut, langsung memimpin tim medis dan warga yang sudah mengenakan APD ke lokasi. Setelah melakukan koordinasi dengan pihak keluarga, almarhum akhirnya dievakuasi ke RSUD dr. Slamet.

“Ada dugaan yang bersangkutan terpapar Covid-19, karena dua keluarganya yang lain juga sedang diisolasi bahkan orang tuanya meninggal karena Covid-19,” terang Iwan Ridwan, Kamis (17/06/2021).

Dari pengalaman itu, Kades Sukasenang membayangkan bagaimana tim medis dan anggota gugus tugas yang bekerja di lapangan dan ketika pulang ke rumah. Begitu berat beban psikologis yang harus mereka hadapi. Rasa takut dan khawatir berbaur jadi satu.

“Sebab itu, saya mengimbau masyarakat bersama-sama menanggulangi penyebaran virus corona. Bukan hanya  tim medis dan gugus tugas, tetapi peran serta masyarakat. Caranya dengan menerapkan kedisiplinan, seperti rajin mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker serta menjaga jarak sosial dan fisik sebagaimana anjuran pemerintah,” pungkas Iwan. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *