Bantuan PKH dan BPNT Terhenti, Pokja Salarea Cibatu Garut Salurkan Sembako kepada Keluarga Miskin yang Terpaksa Jual Kain Sarung demi Bertahan Hidup

FOKUS669 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Semangat saling membantu sangat penting pada masa Pandemi covid19 saat ini. Salah satunya Kelompok Kerja (Pokja) Salarea Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut menyalurkan bantuan Sembako berupa beras, minyak sayur, telur dan lainnya kepada Enawati (60) warga Kampung Rajapolah RT02/07, Desa Sukalilah, Kecamatan Cibatu, Minggu (04/04/2021).

Ketua Pokja Salarea, Asep Koswara, menjelaskan bantuan yang diperoleh dari hasil swadaya pengurus Pokja yang terdiri dari pala Alumni SMA 97 di Cibatu tersebut untuk membantu meringankan kesulitan ekonomi keluarga Enawati yang mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan karena tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat.

Enawati yang sempat menjual kain sarung demi mempertahankan hidup keluarganya kini tak pernah lagi mendapat bantuan PKH dan BPNT dari pemerintah.

“Kami Pokja Salarea berencana memberikan bantuan secara bertahap. Semoga bantuan ini bermanfaat dan bisa meringankan beban hidup Bu Enawati yang harus menafkahi dua anak dan ibunya yang berusia 90 tahun dimana kondisi saat ini sedang sakit-sakitan. Kita berharap agar pihak pemerintah bila ada warga yang tidak mampu dan belum mendapat bantuan bisa segera diperhatikan,” kata Asep.

Menurut Asep, berdasarkan informasi yang diperoleh oleh timnya, agar bisa tetap bertahan hidup, Enawati yang ditinggal mati suaminya sebelas tahun lalu itu, sempat menjual kain sarung untuk membeli beras guna mengganjal perut kedua anaknya dan membeli obat demi kesembuhan orang tuanya Iyoh yang sudah lanjut usia.

Enawati harus merawat orangtuanya Iyoh (90) yang kini sakit-sakitan.

“Ironisnya, bantuan yang biasa diperoleh ibu Ena berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sejak awal tahun 2021 dirinya tidak lagi menerima bantuan tersebut. Belum lagi, anak putrinya Siti Masrifah yang sekolah di MAN 5 Garut meski berprestasi dengan meraih peringkat satu sejak Tsanawiyah namun tak pernah mendapat beasiswa,” ungkapnya.

Sementara Enawati tak dapat menahan haru saat menerima bantuan paket Sembako dari tangan Pokja Salarea, sepertinya tidak dapat berkat-kata, kecuali dengan ucapan terimakasih Kepada Pokja Salarea. Rasa syukur ini bukan tanpa alasan, janda yang ditinggal wafat sebelas tahun oleh suaminya itu harus menanggung hidup kedua anak dan orangtuanya sebagai Kepala Keluarga.

Siti Masrifah, siswi kelas XI IPA 2 MAN 5 Garut, selalu mendapat rangking kesatu sejak Tsanawiyah, namun prestasinya itu tak pernah mendapat bantuan beasiswa dari pihak manapun.

“Kami ucapkan terimakasih kepada Pengurus Pokja Salarea. Bantuannya yang kami terima sangat bermanfaat sekali bagi kami. Mengenai bantuan PKH dan BPNT yang terhenti saya kurang mengerti, padahal keperluan biaya sekolah anak saya seperti beli kuota tak pernah berhenti,” ungkap Enawati. (JM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *