Jelang Liburan Akhir Tahun, Pemkab Siapkan Ribuan Rapid Antigen di Lima Titik Wisata

FOKUS1,152 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Jelang liburan Natal dan tahun baru, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut siapkan pemeriksanan rapid antigen di lima titik wisata, diantaranya, Cipanas Tarogong Kaler, Darajat Pasirwangi, Papandayan Cisurupan, Pantai Sayang Heulang dan Santolo di Kecamatan Pameungpeuk. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman, Selasa (29/12/2020).

“Jadi kita rencananya waktu kita rapat, ada lima tempat yang akan kita persiapkan pemeriksanan rapid antigen di Cipanas, Pasirwangi dan Papandayan, kemudian di selatannya di pantai Sayang Heulang dan Santolo, itu tempat wisata yang biasa padat,” ujar Helmi.

Pada awalnya lanjut Helmi, perencanaan Pemkab Garut sudah melakukan komunikasi dengan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Munardo, dimana BNPB sudah drof ke pemerintah provinsi, dan Pemkab Garut sebenarnya menunggu drofing dari provinsi, akan tetapi ternyata sampai saat ini belum ada.

“Ketika ditanyakan ternyata habis di provinsi, padahal kita hanya membeli 1.000 antigen. Terpaksa ini difokuskan dulu di Cipanas, karena diwilayah terminal sudah ada dari kementerian, sudah ada pemeriksanan juga bagi yang bepergian yang menggunakan kendaraan umum dari terminal. Jadi di Garut ini ada dua, pertama di terminal dari kementerian, kemudian yang di Cipanas dari Pemkab Garut,” papar Helmi.

Ia berharap, dari 1.000 ini belum terpakai semua baru 200 antigen. Ada 800 antigen lagi yang akan disebar ke tempat-tempat wisata yang lain. Untuk persediaan, lanjut Helmi, Pemkab juga membeli lagi 1.000 antigen, supaya cukup untuk pemeriksanan selama libur Natal dan tahun baru.

Di singgung mengenai angka kematian pada pasien Covid-19, Helmi menilai, walaupun angka kematian masih dibawah angka nasional, ia juga menyampaikan keprihatinannya dengan jumlah angka kematian yang mencapai 2,7 persen dari jumlah yang diperiksa positif. Hal inilah yang melandasi bahwa harus adanya perhatian semua pihak, dalam upaya yang serius dan sungguh-sungguh melakukan pencegahan dan upaya kesembuhan untuk yang dinyatakan positif.

Dan sebenarnya tambah Helmi, sepengetahuannya dilapangan, upaya dan sosialialisasi sudah merata ke masyarakat. Tapi kata ia, memang budaya yang contohnya bersalaman tak bersentuhan itu kurang apdol.

“Budaya ini yang sebenarnya berat buat kita itu. Tetapi mudah-mudahan, membangun kesadaran ini yang kita upayakan, karena Covid ini belum tentu tahun ini atau tahun 2021 selesai, masih panjang, bahkan dikhawatirkan terjadi outbreak bulan Januari, karena biasanya setelah ada acara kumpul-kumpul banyak orang, wisata, liburan dan sebagainya, pasti ada peningkatan yang signifikan, ini yang kita khawatirkan,” pungkasnnya. (YB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *