HARIANGARUTNEWS.COM – Merdeka atau mati, demikian pilihan kata yang digunakan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah pada 10 November 1945. Pada masa 73 tahun lalu, ribuan orang kehilangan nyawanya dalam pertempuran di Surabaya. Kini perang fisik telah berhenti. Tidak ada lagi, bom yang jatuh di negara ini. Tidak ada lagi teriakan hidup atau mati. Namun gelora perjuangan tidak boleh padam. Ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut, Enan, Minggu (10/11) usai mengikuti upacara Hari Pahlawan di Lapangan Setda Kabupaten Garut.
Enan menuturkan, bahwa masyarakat dalam memaknai Hari pahlawan ini mengingatkan bahwa untuk merebut kemerdekaan itu para pahlawan terdahulu dengan mengorbankan pikiran, harta tenaga, bahan nyawa. Ini yang harus diingat dan dimaknai oleh masyarakat sekarang.
“Bagaimana mengisi kemerdekaan atas jasa para pahlawan, dengan mengisi berbagai pembangunan di negara kita supaya bertujuan masyarakat lebih maju dan sejahtera,” ujar Wakil Ketua DPRD Garut.
Enan mengaku, saat ini sosialisasi tentang pengetahuan pahlawan yang ada di Kabupaten Garut dirasa belum maksimal, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Garut harus bisa mengemas bagaimana para siswa-siswi yang ada di Garut menjadi tahu siapa saja pahlawan yang berasal dari Garut.
Politisi dari Partai Gerindra ini menuturkan, bahwa pahlawan-pahlawan yang ada di Garut sampai dengan saat ini, baik pahlawan lokal dan bahkan nasional kurang tersosialisasikan di dunia pendidikan, terutama di masa-masa anak sekolah sekarang ini.
“Coba tanya ke masyarakat, siapa pahlawan Kabupaten Garut, belum tentu semua masyarakat akan tahu. Hal ini yang menjadi tugas-tugas para pemangku kebijakan, terutama yang yang menyangkut dunia pendidikan, bagaimana caranya memberikan pelajaran terhadap anak-anak mereka selain itu juga yang memperjuangkan NKRI, ini harus dipublikasikan jelas agar masyarakat umum tahu,” pungkasnya. (Igie/Ndy)
