Tuntutan ke PT KAI Tak Didengar, Petani Sukamulya Garut Akan Terus Lakukan Unjuk Rasa

FOKUS, SEPUTAR GARUT1,119 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Desakan warga petani Desa Sukamulya, Kecamatan Pangatikan, Kabuapaten Garut, terus menuntut pihak KAPM agar segera merealisasi tuntutan para petani yang lahan garapannya tergangu adanya kegiatan reaktivasi rel kereta api. Hal ini disampaikan Ganjar warga Sukamulya, yang juga pengurus LPM di Desa Sukamulya, Sabtu (21/09).

Ganjar menututkan, melalui Pemerintah Desa Sukamulya surat tuntutan warga petani telah dilayangkan kepada KAPM dan Daop 2 Bandung.

“Hasil musyawarah bersama para petani dan warga kita tuangkan dalam surat dan sudah di layangkan ke Daop 2 Bandung,” katanya.

Dijelaskan Ganjar, setelah musyawarah hari selasa tanggal 17 September 2019 yang lalu, di saung tani yang di wakili dari pengawas KAPM, mengahasilkan kesepakatan hingga tuntunan meminta terhadap KAPM untuk memasang sipon baru di blok bojong, saluran air di blok citra yang di tutup total di aktipkan kembali serta konpensasi terhadap petani seluas 25 Ha pada warga tani penggarap segera direalisasi, tandasnya.

Namun kata Ganjar, ketidakjelasan atas jawaban surat dari Pemerintah Desa Sukamulya, KAPM tak jelas pelaksanaannya seperti pemasangan sipon itu, karena dalam jawabanban surat dari KAPM no.111/CB-GT/KAPM-2019, tentang informasi pemasangan sipon baru desa Sukamulya, kurang jelas.

“Seharusnya balasan surat tersebut, harus jelas untuk pemasangan sipon baru tanggal dan tahunnya, yang lebih patal adalah wilayah blok Citra semua saluran air tertutup tak bisa dialiri, sehingga lahan sawah mengering,” terang Ganjar

Dia menegaskan, mengenai kompensasi kepada para petani yang diduga kena imbas reaktivasi PT KAI tidak ada tanggapan sama sekali.

“Kompensasi terhadap yang terkena dampak juga tidak mendapatkan tanggapan, para petani akan menggelar lagi aksi unjukrasa lebih banyak lagi,” beber Ganjar.

Ganjar juga menjelaskan, wilayhnya tak pernah kekurangan air untuk mengairi sawah yang ada di Desa Sukamulya. Namun dengan adanya pekerjaan reaktivasi rel KA Cibatu Garut, air untuk mengaliri lahan sawah para petani di desa Sukamulya terganggu.

“Kini aliran air sangat kurang setelah ada kegiatan reaktivasi rel KA,” pungkasnya.

Reporter   : (FIT)***

Editor       : Firdaus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *