Di Tarogong Garut, Merasa Sudah Mampu 56 Keluarga Mundur Jadi Peserta PKH

FOKUS1,046 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Upaya penurunan angka kemiskinan, Pendamping Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Garut, gelar acara graduasi bagi 56 keluarga penerima PKH, yang telah menyatakan graduasi mandiri atau mengundurkan diri dari kepesertaan Program PKH, saat apel pagi gabungan di halaman kantor Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (07/08).

Acara dihadiri Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Garut Heri Gunawan Saputra S Sos, Plt Camat Tarogong Kidul Dra Yanti Sugiharti MSi, Koordinator PKH Kabupaten Garut wilayah 2 Mubarok Ahmad, Supervisor PPKH Tarogong Kidul Irsal Ismail S Tr Sos, Koordinator PKH Tarogong Kidul Yulianingsih, Amd, Kepala Desa dan Lurah se Kecamatan Tarogong Kidul, serta 56 orang peserta graduasi program PKH.

Yuyu (45) warga Desa Kersamenak, salah satu peserta graduasi, dia menyatakan sukarelanya melepaskan kepesertaan PKH.

“Alhamdulillah, sesudah mendapat program PKH, beban anak sekolag hanya satu lagi, suami saya sekarang usaha dagang cuanki, dan secara ekonomi ada peningkatan perubahan, bantuan PKH untuk yang lain saja, yang membutuhkan” cetus Yuyu.

Hal senada disampaikan Yani (40) warga Desa Tarogong, graduasi mandiri dilakukan karena sudah merasa ada peningkatan dalam ekonomi. Dia mengaku ada perubahan setelah ikut program PKH.

“Tadinya saya hanya pekerja tenun songket, sekarang saya berdikari sendiri, makanya bantuan yang saya terima untuk selanjutnya ke keluarga yang lain saja” kata Yani.

Supervisor PPKH Tarogong Kidul Irsal Ismail S Tr Sos, menyampaikan, Kendala dilapangan yang terserap, dalam hal kesadaran masyarakat memahami arti prasejahtera dan sejahtera. Terkadang mereka sejahtera tapi sulit mengakui kondisinya, yang namanya prasejahtera itu masyarakat yang memang kurang mampu melaksanakan kehidupannya secara normal dalam ekonomi terutama. Ini yang suka menjadi kendala, masyarakat yang sudah sejahtera dan graduasi, sulit mengakui dan keluar dari zona. Ini tantangan yang besar bagi kami para pendamping PKH, dalam bersosialisasi kepada masyarakat.

“Prestasi yang sangat bagus sekali, graduasi yang dilaksanakan sekarang ini” ucapanya.

Koordinator PKH Kabupaten Garut wilayah 2 Mubarok Ahmad, didampingi Koordinator PKH Tarogong Kidul Yulianingsih Amd Mengatakan, tujuan dari PKH adalah mempercepat keluar dari zona kemiskinan, sesuai amanat Presiden program PKH harus berpedoman pada enam “T”. T pertama Tepat Sasaran artinya sasaran untuk yang masih ada di garis kemiskinan, kalau memang sudah mampu harus segera graduasi. Kedua Tepat Jumlah, penerima PKH harus tepat jumlah penerima sesuai dengan syarat dan ketentuan. Ketiga Tepat Mutu, pemerintah memberikan bantuan dalam program BPNT yakni beras dan telur, itu mutunya dan kualitas terjaga.

Kemudian kata Mubarok, Tepat waktu, dalam penyaluran harus tepat waktu sesuai jadwal yang di tentukan. Terus Tepat Harga, barang barang yang diterima dari agen, harus sesuai dengan harganya dan Tepat Administrasi, ini dalam hal kesadaran administrasi Kartu Keluarga, eKTP, Akta dan lainnya yang berhubungan dengan Disdukcapil, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan.

“Program penanggulangan kemiskinan ini tidak hanya tanggungjawab Dinas Sosial saja, perlu peranan Dinas lain, seperti Disfukcapil, Dinas Kesehatan, Pendidikan, dengan tujuan Akhir penurunan angka kemiskinan ini cepat teratasi” paparnya.

Mubarok Mengaku, ada kurang lebih 140 ribu peserta penerima program PKH di Kabupaten Garut, pemutakhiran data dilakukan 4 kali dalam setahun, untuk menginventarisir data peserta yang keluar atau graduasi. Graduasi berbagai faktor, ada yang karena sudah di nilai mampu, karena habis komponen atau graduasi mandiri seperti sekarang, yang dengan sukarela secara pribadi mengundurkan diri, dan ini sesuai dengan intruksi pemerintah pusat, untuk melaksanakan graduasi di 42 kecamatan di Garut.

“Direncanakan akhir tahun ini akan di gelar inagurasi, graduasi bersama Bupati Garut, dan kalau masalah yang baru itu datanya dari pusat, pendamping hanya melaksanakan Validasi data sesuai fakta dilapangan,” pungkasnya. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *