Marak Anak Usia Sekolah Menjadi Badut, Kadisdik Garut Terjun Lakukan Pembinaan

FOKUS1,206 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Makin menjamurnya pengamen berkostum atau biasa disebut Badut di wilayah Kabupaten Garut menjadi sorotan semua pihak. Terlebih saat ini tak hanya orang dewasa yang mencari nafkah dengan menjadi badut tersebut, anak usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang semestinya melakukan belajar, malah turun kejalan.

Hal ini mendapat perhatian serius dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut, Totong S Pd M Si dan jajarannya, yang terjun langsung pada Jum’at (29/01/2021), menemui anak-anak tersebut di beberapa titik lampu merah. Kadisdik Garut dan timnya melakukan upaya pembinaan, pendataan asal usul alamat anak dan dimana mereka tercatat sebagai peserta didik.

Kadisdik Totong, dilokasi dimana ditemukan anak-anak yang sedang menjadi badut jalanan, menanyakan apakah mereka sudah melakukan belajar dengan sistem daring atau luring sesuai aturan belajar yang berlaku saat ini. Totong pun usai memberikan arahan, membagikan seperangkat alat sekolah dan uang saku.

Kepada awak media, Totong mengatakan, hal ini bentuk kepedulian Dinas Pendidikan Kabupaten Garut terhadap anak usia sekolah atau belajar, dimana waktu yang seharusnya berada dirumah untuk belajar mandiri malah digunakan berkeliaran di jalan-jalan sambil mencari uang sebagai badut jalanan.

“Ini bentuk kepedulian kita selaku pelaku pendidikan yang melihat maraknya anak usia sekolah berada dijalanan menjadi badut jalanan, apalagi di jam-jam belajar seperti saat ini,” kata Totong.

Dikatakan Totong, dari beberapa pengakuan anal-anak dilokasi penyisiran yang dilakukannya, setelah dikonfirmasi mereka tetap melaksanakan pembelajaran.

“Ini akan kami tindaklanjuti ke Korwil dan para kepala sekolah pengajar disekolah, ini harus dilakukan pembinaan. Kami pun akan koordinasi dengan Satpol PP, supaya melakukan pemeriksaan di lampu merah,” tandas Totong.

Dengan dilakukan pendataan dan penyampaian pemahaman yang disampaikan kepada anak-anak tersebut, Totong berharap, mereka tidak kembali lagi turun ke jalan, karena ini sangat riskan bagi tumbuh kembang anak kedepannya, sangat mengandung resiko apalagi dimasa pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut Totong, hal ini juga harus tumbuh kesadaran daripada orang tua, karena tanpa dukungan dan kesadaran para orang tua siswa. Saat ini, kata Totong, ia hanya memberikan motivasi terhadap anak-anak tersebut agar tetap belajar.

“Kami akan koordinasi dengan apa yang tadi disampaikan, kepada camat, lurah, kepala desa, RT dan RW termasuk sekolah kita sinergikan, supaya ada semacam pembinaan kepada anak-anak kita. Ini usia belajar jangan sampai dikorbankan,” pungkasnya. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *