Pengurus Dekranasda Tak Gubris Intruksi Bupati Garut, Pengrajin Batik Tulis Asli Garutan Terlantar

FOKUS1,077 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Ketika di beberapa wilayah lain, misal Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah, menyerahkan bantuan modal kepada perajin binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranada) senilai puluhan juta rupiah dan diharapkan, bantuan modal tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha yang lebih kreatif, inovatif dan elegan, terutama untuk mendukung pariwisata dan buah tangan khas Klaten, hal tersebut bertolak belakang dengan yang terjadi di Kabupaten Garut.

Janji Dewan Pembina Deskranasda Kabupaten Garut, Hj Diah Kurniasari Gunawan Gunawan beserta Ketua Harian Deskranasda, Drs Eko Yulianto MP, saat dikonfirmasi beberapa lalu, terkait keberadaan Ibu Kurnaesih salah seorang pengrajin Pembatik Tulis Asli Garutan yang terkena dampak reaktivasi PT KAI hingga tak memiliki tempat tinggal, pihaknya mengatakan akan segera menindaklanjut untuk menemui pengrajin Batik Garut.

Dampak reaktivasi PT KAI menyisakan reruntuhan rumah setelah puluhan tahun jemari Kurnaesih dikaryakan untuk memproduksi batik asli Garutan.

Kala itu, usai Bupati Garut, Rudy Gunawan SH MH mengukuhkan kepengurusan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut Masa Bakti 2019-2024, Ketua Harian Eko Yulianto mengungkapkan, Eko mengenal Kurnaesih saat dirinya menjadi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dia menanggapi keberadaan Kurnaesih, jika pengrajin dibiarkan, justru para perajin tidak akan memiliki inovasi untuk mengembangkan hasil karyanya.

“Kami sangat khawatir dengan keberadaan mereka dalam menggeluti usaha, apalagi katanya sekarang rumahnya tergusur reaktivasi PT.KAI,” tutur Eko yang saat ini menjabat Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut juga sebagai Plt Kadis Indag dan ESDM.

Hingga kepindahannya, tak seorangpun pengurus Deskranada Kabupaten Garut berkunjung menemui Kurnaesih.

Sementara Kurnaesih (70) sapaan akrab Mah Enong, adanya kabar pihak Dekranasda mau berkunjung, dirinya bersama keluarga menantikan kedatangan pihak Dekranasda Kabupaten Garut. Namun sampai rumah tempat tinggalnya yang berukuran 3×5 meter itu rata dengan tanah, terpaksa Mah Enong, sapaan akrab Kurnawsih, pindah mencari kontrakan untuk tinggal, pihak Dekranasda Garut tak kunjung datang.

“Hanya ada pak Bupati dan pak Camat saja, yang pernah datang ke rumah ngasih ongkos buat pindahan, kalau dari Dekranasda tak pernah ada yang datang,” ucap Mah Enong, Rabu (18/09).

Sebelumnya diberitakan hariangarutnews.com, ketika dimintai tanggapan terkait salah seorang pengrajin Batik Garutan yang sudah puluhan tahun berkarya namun saat ini tempat tinggalnya kena dampak reaktivasi PT. KAI, Bupati Garut H Rudy Gunawan SH MH saat itu mengatakan akan segera dikomunikasikan dan meminta kepada Pengurus Deskranasda yang baru dilantik agar mengunjungi pengrajin Batik Garutan yakni Kurnaesih (70) yang tinggal di Jalan Mawar, RT 02/05 Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota.

“Saya meminta kepada pengurus Deskranada yang baru dilantik agar menunjukan empatinya untuk membantu kondisi Ibu Kurnaesih pengrajin perempuan yang selama ini menekuni Batik Garutan. Mari kita pelihara kreatifitas perajin untuk meningkatkan daya saing,” tandas Rudi beberapa waktu lalu. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *