Hadir di Acara Launching Buku “Rekam Jejak Helmi Budiman”, Ini yang Dikatakan Istri Wakil Bupati Garut

FOKUS1,124 views

HARIANGARUTNEWS.COM – dr. Hani Firdiani, yang juga istri Wakil Bupati Garut, mengapresiasi penerbitan buku berjudul “Rekam Jejak Helmi Budiman”. Buku tersebut disusun oleh Pimpinan Umum Harian Garut News, Tata Ansorie S.Kom.

Menurut Hani, buku itu adalah warisan yang diabadikan dalam sebuah ilustrasi untuk generasi selanjutnya karena banyak hal positif yang terkandung didalamnya. Ia menyampaikan terima kasih kepada penulis dan narasumber yang telah mendistribusikan tulisannya.

“Hampir semua yang telah membedah buku ini menyatakan bahwa semuanya positif, meskipun juga terdapat kekurangannya dalam pandangan lawan politik atau dari sudut pandang lainnya. Semoga terdapat revisi untuk memperbaikinya. Namun secara keseluruhan, saya mengapresiasi upaya pembuatan buku ini. Proses penelitian yang memakan waktu cukup lama dalam berinteraksi dan menghubungi semua narasumber membawa lahirnya buku ini,” ucap Hani usai menghadiri Launch Book dan Bedah Buku di Balroom Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (15/12/2023).

dr. Hani Firdiani

Dikatakan Hani, banyak hal saat mendamping suami dalam kurun waktu 15 tahun ini. Lima tahun dirinya menjabat sebagai istri anggota DPRD, dan sepuluh tahun sebagai istri wakil Bupati.

“Ketika menjadi istri anggota dewan, peran saya tidak terlalu banyak terjun langsung ke masyarakat paling pertemuan istri dewan yang saling menguatkan diantara kita, karena fokus pada kelahiran dan menyusui. Peran istri anggota dewan saat itu tidak terlalu banyak dituntut untuk terlibat langsung,” ujarnya.

Sambung Ia, ketika menjadi istri Wakil Bupati, tantangannya cukup berat karena sorotan langsung masyarakat terhadap istri eksekutif. Tuntutan dari masyarakat terkadang berlebihan, melebihi apa yang dapat dilakukan. Meskipun ada keterbatasan dalam penyelesaian permasalahan di Kabupaten Garut, tuntutan masyarakat terus berlanjut.

“Tuntutan masyarakat itu kadang-kadang suka ada yang berlebihan juga sih, berlebihan kadang melebihi apa yang kita sanggupi. Termasuk permasalahan permasalahan di Kabupaten Garut seakan akan itu harus kita selesaikan semuanya padahal ada keterbatasan tentu saja dari pemerintah dan penyelenggara pembangunan, baik itu program pembangunan dan program tersebut anggarannya ada di SKPD atau dinas, tetapi kan tuntutan masyarakat tidak begitu, mereka tetap menuntut kita juga untuk berkontribusi langsung,” jelasnya.

Misalnya, lanjut Hani, TP PKK itu tidak mendapatkan program, tidak mendapatkan anggaran khusus, sehingga tantangannya cukup berat, karena harus terjun ke masyarakat dan membiayai sendiri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Hani mengaku, ada banyak suka cita dan kesulitan dalam mendampingi sebagai istri Wakil Bupati. Meskipun terdapat perubahan positif di masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Garut, ketika sudah berniat baik, bekerja pun dengan baik namun tidak dinilai dengan baik. Namun itu pun tidak masalah karena ketika menjalaninya dengan ikhlas dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.

“Alhamdulillah setelah masa jabatan selesai, kita itu ingin selamat dunia akhirat, mudah mudahan kontribusi kita selama sepuluh tahun ini juga tidak sia sia, tapi ada manfaatnya, ada berkahnya untuk Kabupaten Garut. Sebentar lagi jabatan sebagai Wabup selesai, dan kita mempersiapkan diri apakah masyarakat Garut masih terus menginginkan kita untuk memimpin Garut atau tidak, kita serahkan seluruhnya kepada masyarakat,” beber Hani yang akan maju pada Pemilu 2024 sebagai Calon Anggota DPR-RI No. Urut 3 Dapil XI dari PKS.

Diungkapkan Hani, visi misi Kabupaten Garut harus semakin baik terutama dalam hal kualitas SDMnya. Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut yang masih berada di peringkat bawah di Jawa Barat, kata Hani, diperlukan bukan hanya pengorbanan dari pemerintah tetapi juga partisipasi masyarakat Garut.

“Pendidikan merupakan hal penting, di mana penduduk usia di atas 25 tahun harus mau mengejar pendidikan paket agar IPM dapat meningkat. Pola asuh anak juga penting agar anak-anak tetap bersekolah hingga wajib belajar 9 tahun dan seterusnya hingga 12 tahun. Penguatan masyarakat Kabupaten Garut dalam hal ini serta pendidikan karakter menjadi kunci, karena keberhasilan suatu bangsa bergantung pada bagaimana pendidikan karakter dijaga, dari usia dini hingga dewasa, dan di tingkat desa yang memberikan keteladanan. Dengan kebersamaan ini, beban pemerintah dalam memperkuat SDM tidak akan terlalu berat,” pungkas Hani yang juga menjabat sebagai Direktur Klinik Cisanca dan Pratama Tarogong itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *