Anggota DPRD Garut dan PAC PDI Perjuangan Cilawu, Berikan Bantuan 1.500 Butir Telur dan 300 Paket Kacang Hijau untuk Balita Stunting di Desa Sukamurni

FOKUS, SEPUTAR GARUT1,013 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Usai berkunjung ke korban kebakaran di Desa Pamulihan, Kecamatan Cisurupan, Senin (21/03/2022), Anggota DPRD Garut, Fraksi PDI Perjuangan, Yudha didampingi PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cilawu, berkunjung ke Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, karena hasil komunikasi dengan Dinas BPPKBPPPA dan Dinas Kesehatan mengenai hasil bulan penimbangan, ditemukannya dari 500 lebih ada sekitar 294 lebih anak balita yang terverifikasi dikatagorikan Stunting.

“Estimasinya berarti sampai 45 persen. Namun kita berasumsi dengan pak Kapus juga, kemungkinan ada alat timbang yang kurang akurat atau pengukur tinggi badan,” ujar Yudha.

Makanya, lanjut Yudha, komunikasi dengan Kepala Puskesmas (Kapus) Bojongloa, yang mengatakan akan verifikasi di hari Senin (21/03/2022) saat ini. Kemudian, dari hasil data awal sekitar 65an yang kemudian diverifikasi langsung.

“Data awal dari 65 balita ini, ada 30 yang dikatagorikan Stunting dan ada 12 yang tidak hadir, itu nanti diverivikasi ulang. Jadi yang 294 itu tidak akurat. Tapi tetap saya datang kesini untuk ikut gotong royong, saya sebagai anggota DPRD, bersama-sama melawan Stunting,” ungkapnya.

Yudha juga menyebutkan, untuk upaya penanganan Stunting ini, anak balita harus diberi asupan makanan yang bergizi tinggi. Makanya, sambung Yudha, dirinya datang memberikan bantuan 1.500 butir Telur dan 300 bungkus Kacang Hijau dari pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cilawu, yang diberikan kepada warga yang mempunyai balita di Desa Sukamurni dan tidak hanya balita yang Stunting saja.

Menurutnya, hasil penelitian telor ini bagus dikonsumsi untuk pencegahan Stunting. Makanya kemudian Pemerintah Kabupaten Garut, dalam hal ini Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman selaku Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting dan Dinas Kesehatan menyerukan gerakan makan telur.

“Makanya saya datang kesini bawa telur dan kacang hijau,” ucap Yudha.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut ini juga berharap ada hubungan interpersonal antara kader posyandu dengan ibu-ibu yang memiliki balita, diadakan pertemuan lanjutan untuk memberikan edukasi yang melibatkan kader, ibu hamil dan pasangan yang baru menikah kemudian ibu-ibu yang memiliki balita yang dikatagorikan Stunting.

“Ada edukasi tambahan, kita nanti ada PMT lebih banyak lagi, salah satunya Daun Kelor, karena bubuk daun ini dikatagorikan super pangan, kandungan gizinya luar biasa,” papar Yudha.

Masih kata Yudha, menyiapkan generasi terbaik itu risalah nubuwwah. Karena ini adalah perintah Agama, makanya saat ini sama-sama semuanya konsen dengan penurunan Stunting di Garut dan Indonesia. Masalah Stunting ini, imbuh Yudha, jangan hanya menjadi tanggung jawab BKKBN dan dinas kesehatan semata, tetapi harus menjadi tanggung jawab seluruh pihak.

“Prevalensi Stunting di Garut tertinggi se Jawa Barat. Kolaborasi jadi kunci menekan angka Stunting, ayo bahu membahu gotong royong melawan stunting. Utamanya APBD Garut jangan diboroskan untuk kepentingan belanja operasi Pemda semata, tapi harus menunjukkan keberpihakan kepada rakyat Garut,” harapnya.

Sementara, Kepala Puskesmas Bojongloa, Rustandi menuturkan, bahwa untuk penanganan Stunting di Puskesmas, akan menindaklanjuti kegiatan bulan penimbangan balita yang dilaksanakan di Bulan Pebruari 2022, dimana salah satunya melakukan verifikasi saat ini.

“Kebetulan verifikasi kali ini langsung didampingi anggota DPRD kita dari Fraksi PDI Perjuangan, yang memang beliau punya kepedulian yang sangat tinggi terhadap penanganan Stunting. Termasuk kita akan melaksanakan keterampilan kader posyandu. Selain itu kita juga akan ada pemberian makanan tambahan (PMT) yang memang ini dianggarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut,” beber Kapus Bojongloa.

Ucapan terima kasih atas kepedulian dari anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan ini disampaikan oleh Kepala Desa Sukamurni, Ajat Sudrajat.

“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Pak Yudha, anggota DPRD Garut yang bergitu sigap ketika ada kabar bahwa di Sukamurni ada Stunting. Ternyata setelah diverifikasi jumlahnya ada 30 yang tadinya 290. Tetapi dengan turunnya Pak Yudha kesini, saya ucapkan banyak terima kasih,” tutur Ajat.

Ia juga menyebutkan, dari pemerintah desa sendiri memang dianggarkan tahun sebelumnya dalam rangka upaya pencegahan Stunting. Namun sebelumnya memang baru ditemukan anak kurang gizi saja, belum ke Stunting murni.

Ungkapan yang sama disampaikan juga oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Sukamurni, yang juga selaku pengurus kader posyandu, Dadah Kurniawati.

“Di Sukamurni ada 785 anak, sedangkan yang menjadi priorotas dalam penanganan Stunting, yang terindiksi gizi kurang atau ada di garis kuning, ada 15 anak dan Stunting 3 anak, kalau usia 0-23 bulan. Alhamdulillah saya bahagia, bersyukur ada orang atau lembaga yang peduli kepada warga masyarakat kami khususnya dalam penanganan Stunting,” ungkap Dadah. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *