Jelang PSBB di Garut, Dosen Uniga Ini Tawarkan Formula Efektif Memutus Penularan Covid-19

Dia melanjutkan, screening massal dengan mempermudah akses rapid test ini sangat penting agar tidak timbul kebingungan di tengah masyarakat yang berpotensi konflik social seperti apa yang terjadi di Pameungpeuk. Menurut dirinya, itu karena kurangnya pengetahuan masyarakat sebagai akibat dari sulitnya mendapatkan informasi dan kejelasan tentang status seseorang apabila dia dinyatakan ODP, PDP, Positif.

“Bahkan jika seseorang meninggal pun akan menimbulkan kecurigaan dan kebingungan di tengah masyarakat. Bahkan sekarang timbul istilah baru Orang Tanpa Gangguan (OTG), dimana orang yang positif corona tidak selalu menunjukan gejala-gejala. Untuk itu perlu dilakukan screening masal dalam menunjang gerakan PSBB di Kabupaten Garut,” tandasnya.

Selain itu, kata Abar, dengan pola screening massal menggunakan Rapid Test yang dipermudah bisa dijadikan landasan dasar untuk menciptakan rumah-rumah karantina bagi ODP atau PDP. Dengan demikian semakin mempermudah penanganan upaya pencegahan penularan Covid 19, serta masyarakat tidak dihantui dengan ketakutan dan kebingungan yang berlebihan.

“Jadi memang harus ada satu formula tepat untuk memutus penularan covid-19, PSBB saja tentu tidak cukup. PSBB harus ditambah Rapid Test Covid-19 yang massif setelah itu contact tracing, plus ukur temperatur, plus restriksi perjalanan, bahkan jika perlu ciptakan rumah-rumah karantina bagi ODP dan PDP,” tegas.

Abar menambahkan, pernyataan dirinya ini sesuai apa yang dianjurkan oleh Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus yang berulang kali menegaskan bahwa tes massal adalah perlawanan utama terhadap Covid-19. Jadi, imbuh dia, cara paling efektif untuk mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa adalah memutus rantai penularan. Dan untuk melakukan itu, semua harus melakukan tes (Covid-19) dan isolasi, pungkasnya. (Igie)

1 komentar

Komentar ditutup.