Jelang PSBB di Garut, Dosen Uniga Ini Tawarkan Formula Efektif Memutus Penularan Covid-19

HARIANGARUTNEWS.COM – Kunci utama yang tidak boleh diabaikan jika dalam Penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Kabupaten Garut ingin efektif dan menuai sukses, yaitu akses Rapid Test yang dipermudah untuk masyarakat. Atau kalau bisa Rapid Test Covid-19 dilakukan secara masal di beberapa kecamatan yang warganya sudah tertular Covid-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Dosen Universitas Garut (Uniga), sekaligus Pemerhati Sosial di Kabupaten Garut, Agus Barkah M Si.

“Jadi tidak bisa hanya mengandalkan penerapan regulasi PSBB secara tegas, tapi harus ada instrument lain yang mampu mendeteksi penyebaran covid-19, salah satunya yaitu akses Rapid Test Covid-19 yang dipermuadah sebagai bentuk screening massal. Untuk itu saya berharap Bupati Garut bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat rapid test dan alat pengukur suhu tubuh yang nantinya bisa didistribuikan ke lembaga-lembaga non pemerintah tingkat kecamatan, desa bahkan tingkat RW,” ungkap Abar, sapaan akran Agus Barkah, Jumat (01/05).

Dia melanjutkan, screening massal dengan mempermudah akses rapid test ini sangat penting agar tidak timbul kebingungan di tengah masyarakat yang berpotensi konflik social seperti apa yang terjadi di Pameungpeuk. Menurut dirinya, itu karena kurangnya pengetahuan masyarakat sebagai akibat dari sulitnya mendapatkan informasi dan kejelasan tentang status seseorang apabila dia dinyatakan ODP, PDP, Positif.

“Bahkan jika seseorang meninggal pun akan menimbulkan kecurigaan dan kebingungan di tengah masyarakat. Bahkan sekarang timbul istilah baru Orang Tanpa Gangguan (OTG), dimana orang yang positif corona tidak selalu menunjukan gejala-gejala. Untuk itu perlu dilakukan screening masal dalam menunjang gerakan PSBB di Kabupaten Garut,” tandasnya.

Selain itu, kata Abar, dengan pola screening massal menggunakan Rapid Test yang dipermudah bisa dijadikan landasan dasar untuk menciptakan rumah-rumah karantina bagi ODP atau PDP. Dengan demikian semakin mempermudah penanganan upaya pencegahan penularan Covid 19, serta masyarakat tidak dihantui dengan ketakutan dan kebingungan yang berlebihan.

“Jadi memang harus ada satu formula tepat untuk memutus penularan covid-19, PSBB saja tentu tidak cukup. PSBB harus ditambah Rapid Test Covid-19 yang massif setelah itu contact tracing, plus ukur temperatur, plus restriksi perjalanan, bahkan jika perlu ciptakan rumah-rumah karantina bagi ODP dan PDP,” tegas.

Abar menambahkan, pernyataan dirinya ini sesuai apa yang dianjurkan oleh Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus yang berulang kali menegaskan bahwa tes massal adalah perlawanan utama terhadap Covid-19. Jadi, imbuh dia, cara paling efektif untuk mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa adalah memutus rantai penularan. Dan untuk melakukan itu, semua harus melakukan tes (Covid-19) dan isolasi, pungkasnya. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar