Warga Garut Mulai Meradang, Jarot : Lebih Baik Mati Karena Corona Daripada Mati Kelaparan

SEPUTAR GARUT3,418 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pasca kebijakan pembatasan gerak sosial masyarakat diterapkan oleh Pemerintah, ribuan bahkan mungkin sudah ratusan ribuan warga mulai nampak gejolak, seolah menjadi babak baru kesenjangan ekonomi akibat banyaknya pekerja yang dirumahkan, secara otomatis mereka tidak punya penghasilan sehari-hari dan berdampak terhadap keluarganya.

Pemerintah dalam hal ini harus secepatnya mengambil langkah, agar permasalahan Corona Virus Disease (Covid-19) yang belum selesai, akan ditambah juga dengan permasalahan banyaknya pengangguran dadakan, karena efek dari pembatasan gerak sosial. Seperti yang terjadi di Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, warga yang berprofesi tukang jahit, pedagang cuanki, kuli bangunan, pekerja restoran, pedagang kaki lima dan lainnya. Pasca diberlakukan pembatasan gerak sosial, kebingungan mencari nafkah untuk keluarga, apa yang harus mereka lakukan.

“Dampak Corona ini, kami dan teman-teman saat ini tidak memiliki penghasilan karena dirumahkan, ada yang dari Jakarta, Bandung, Tangerang dan lainnya. Kami bingung buat nafkahin anak istri bagaimana, saat ini saja istri saya sendiri mengeluh karena sudah beberapa minggu tidak ada penghasilan,” ujar Agus, Tukang Jahit Tas, Selasa (07/04).

Dikatakan Agus, Pemerintah harus segera meluncurkan kebijakan untuk menanggulangi hal ini, keputusan pemberian bantuan untuk warga terdampak Corona ini harus segera dilakukan, jangan sampai terjadi permasalahan lain, akibat lambatnya penanganan.

“Karena urusan kebutuhan isi perut, akan berefek pada segalanya. Karena lapar, orang bisa berbuat apa saja, ini harus secepatnya diantisipasi. Pengusaha restoran dan hotel saja sudah diberi kompensasi insentif pajak, masa kita dibiarkan begini nganggur, anak istri kami juga butuh makan hari ini,” tandas Agus.

Agus juga berharap, bantuan pemerintah untuk warga terdampak ini juga harus tepat sasaran, dilihat kondisi sosial dan kebutuhannya. Jangan sampai adanya bantuan menjadi permasalahan juga.

“Kalau Pemerintah berjanji mengeluarkan kebijakannya benar mau ngasih bantuan ke masyarakat, ini satu satu solusi, apalagi pemerintah tidak tebang pilih. Kalau tidak tepat bakal jadi kacau juga, saya sadar ini bencana global, tapi Pemerintah harus cepat tanggap akan kebutuhan masyarakat saat ini, jangan janji-janji manis,” bebernya.

Terpisah, Jarot Saefuloh (36) pedagang Cuanki, warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaresmi, mengaku, himbauan Pemerintah agar masyarakat menggunakan masker saat ini, bukan tidak mau mengindahkan, tetapi mungkin bagi pengusaha masker, ini jadi pendapatan bagi usahanya, di balik kesulitannya karena jadi tidak punya penghasilan.

“Saat ini penghasilan tidak ada, karena harus dirumah, dan lagi himbauan memakai masker tetapi saat saya mau beli masker harganya melonjak tinggi. Saya kalau ada uang, mending beli beras buat dimakan, dari pada beli masker tapi perut lapar. Maka saya pilih lebih baik mati karena Corona dengan memaksakan terus usaha daripada keluarga mati kelaparan,” pungkasnya. (MAS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *