Hasil Kelompok Tani Hutan “Lestari” Garut, Kopi Sagara Tembus ke Pulau Bali

SEPUTAR GARUT1,793 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Tak bisa dipungkiri tanaman kopi di kabupaten Garut kembali menjadi perhatian publik terutama produsen. Kopi arabica dari kabupaten Garut benar-benar dilirik para penikmat Kopi, sehingga tak sedikit tanaman kopi kini mulai di budidayakan kelompok-kelompok tani salah satunya kelompok Tani Hutan ” Lestari” desa Tenjonagara kecamatan Sucinaraja.

Forkompimcam Sucinaraja memboyong awak media  dan pengurus Barisan Patriot Bela Negara ( BPBN) kab Garut menyambangi kantor sekretariat Kelompok Tani Hutan ” Lestari” yang berdomisili di kampung Sagara RT 02 RW 06 desa Tenjonagara kecamatan Sucinaraja, Selasa (24/12) kemarin.

“Kelompok tani hutan Lestari sudah berdiri sejak tahun 2010 dengan Jumlah anggota binaan sebanyak 123 orang, dimana areal lahan yang dikelola dan digarap seluas kurang lebih 70 hektar lahan”, kata Engkos Jaenudin ketua Kelompok tani tersebut.

Sambungnya, sejak tahun 2010 kelompoknya sudah mulai menanam kopi  dan sejak tahun 2015 sudah mulai memanen kopi Arabika. Kopi arabika berbagai jenis ditanam di kawasan puncak Sagara Desa Tenjonagara. “awalnya tahun 2010 sekitar  10 hektar lahan di tanam kopi dan kini sekitar 50 hektar lahan telah di tanami kopi dan sekitar 36 hektar lahan kopi di puncak Sagara sudah mulai produksi. Kopi Sagara kini menjadi salah satu komuditas prodak unggulan, bahkan kini kopi Sagara tembus ke pulau Bali Ya”, jelasnya.

Karena masih tradisional dalam pengelolannya, Engkos berharap ke depan pemerintah daerah melakukan pembinaan secara insentif, baik dari mulai budidaya hingga pasca panen, pengolahan hingga prodak siap edar.

Sementara, Ketua BPBN kabupaten Garut Apen Supriadi mengatakan, kopi salah satu tanaman keras yang bisa menjaga lingkungan,  terutama menjaga erosi serta memiliki nilai jual tinggi, budidaya kopi di kawasan perbatasan hutan salah satu cara dalam menjaga kelestarian hutan. Para petani kopi di sekitar kawasan sekitar  hutan harus mendapat perhatian lebih dari dinas instansi lain, lintas sektoral perlu membina para petani baik dinas UMKM, Koprasi, Pertanian, Kehutanan dan Dinas tenaga kerja.

“Bila lintas sektoral mencurahkan perhatian serius ke para petani di sekitar kawasan hutan, kedepan kesejahteraan masyarakat tersebut bisa meningkat, serta kelestarian hutan tetap terjaga”,  katanya. (Irwan Wijaya/Rahman)**

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *