Pemandangan ini pula menjadi sorotan warga yang sudah menunggu pembagian daging qurban sejak pagi, saat dr. Hani Firdiani memegang pisau seperti layaknya perempuan yang berjualan daging di pasar Ciawi Tali Garut. Kesigapannya dan kepandaiannya memotong daging sapi yang telah di sembelih terlihat sangat jelas.
“Kalau memotong-motong daging sudah biasa jika sedang memasak menyiapkan makan untuk bapa di rumah. Tetapi kalau memotong daging sapi yang akan di bagikan sedikit gerogi juga,” ujar Hani Firdiani, saat ditemui di Klinik Cisanca yang menjadi lokasi pemotongan hewan qurban, Minggu (11/8/2019).
Hani menuturkan, dalam memotong daging sapi yang akan di bagikan pada warga, memang memerlukan teknik-tekni yang baik. Yang mana kita harus mengetahui serat daging yang mudah di potong, berbeda dengan membelah tulang.
“Seru bisa berkumpul dengan masyarakat apalagi tidak ada perbedaan kita sama masyarakat,” cetusnya.
Petugas yang sedang bekerja memotong-motong tulang serta yang membungkus daging qurban, tidak merasa canggung saat berdekatan dengan Istri seorang Wakil Bupati. Mereka berbaur, bahkan tak tanggung-tanggung mereka juga memberikan tulang saat hendak dicampurkan dengan daging yang di bungkus menggunakan besek.
“Gak ada sekat khusus dan tidak ada pengawalan dari ajudan, tadi Bu Wakil sama berkumpul. Awalnya sih canggung tapi biasa juga kok,” ucap Epi salah satu petugas panitia pemotongan hewan qurban.
Reporter : (Daus)***
Editor : Firdaus
Komentar ditutup.