Kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar, Hate Speech Ancam Pemilu 2024

POLITIK2,857 views

Kegiatan ini dihadiri oleh PIC Tular Nalar Wilayah Garut Dr. Zikri Fachrul Nurhadi, ST M Si, Kepala Sekolah SMA Negeri 17 Garut Drs. Kustan Santana, M Pd, sekaligus membuka acara pelaksanaan Sekolah Kebangsaan.

PIC Wilayah Garut Dr. Zikri mengatakan, bahwa tahun ini memasuki tahun politik, maka dipastikan pentingnya literasi digital untuk meningkatkan berpikir kritis dalam menghadapi informasi yang semakin masif. Dunia yang semakin menyatu antara dunia maya dan dunia nyata, menjadi sangat penting bagi kita untuk mempunyai daya kritis yang tinggi.

“Saat ini terjadi banjir informasi yang ada di media sosial atau media informasi yang sumbernya tidak jelas tetapi sangat mendistorsi realita kita,” ucapnya.

Maka dari itu, kata Zikri, dalam hal ini Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) memiliki inisiasi untuk memelopori melawan infodemic ini. Mafindo merupakan organisasi masyarakat sipil anti-hoax yang telah memelopori banyak inisiatif untuk melawan infodemic atau wabah hoax.

Ia menjelaskan, program yang diinisiasi oleh Mafindo dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang informasi dalam menyeleksi informasi yang secara masif.

Visi dan misinya kata dia, adalah menciptakan masyarakat yang tercerahkan dan kebal terhadap berbagai tipuan dan ujaran kebencian. Dalam hal ini Tular Nalar merupakan sebuah program pelatihan literasi digital yang diprakarsai oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sebagai mitra pelaksana.

Masih kata Zikri, Tular Nalar menjadi platform pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat menumbuhkan pemikiran kritis dalam penyebaran hoaks, ujaran kebencian dan berbagai informasi bohong di social media.

Maksud dan tujuan penyelenggaran sekolah kebangsaan ini, imbuh Zikri, adalah untuk melatih kemampuan berpikir kritis para siswa terhadap informasi-informasi terkait pemilu di tahun 2024, untuk memperkuat literasi digital, terutama kemampuan cek fakta, untuk membantu meredam laju infodemic atau wabah hoax yang ramai beredar.

“Melalui materi pembelajaran yang disampaikan oleh fasilitator kepada siswa siswi SMA Negeri 17 Garut, kita akan sama-sama mencari tahu kebenaran sebuah berita, tanggap dalam melihat kebenaran, dan tangguh melawan hoax, sehingga akhirnya dapat ikut menyebarkan kebenaran tersebut,” pungkasnya. (Fitri)