Jelang HUT Ke-1 Perguruan Pencak Silat PPLB, Ini Harapan Sang Pendiri

MENARA GARUT734 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pencak silat adalah istilah untuk mengidentifikasi gabungan dari seni bela diri yang berkembang di kepulauan Nusantara. Beberapa tokoh tokoh Pencak silat tradisional telah mengembangkan gaya dan jurus unik bela diri ini.

Atep Fachrudin, pria kelahiran 12 Desember 1972 ini merupakan seorang paranormal sekaligus pesilat yang berasal dari Kampung Selaawi, Desa Sukalilah, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Atep menekuni silat sejak usia 10 tahun. Awal mula Ia tertarik untuk mendalami pencak silat karena warisan dari kakek buyutnya dan ingin bisa bela diri. Bahkan, kata Ia, leluhurnya merupakan seorang kuwu di jaman Belanda yang dimakamkan di daerah Payung.

“Biasalah, anak yang menginjak remaja, selalu pengin bisa bela diri, bisa silat. Mulailah saya mengenali pencak silat, dari perguruan ke perguruan silat lainnya. Hingga akhirnya saya bersama pak Ugun dan pak Jono mendirikan Perguruan Pencak Silat Pusaka Payung Lodaya Bodas (PPLB), dimana saat ini ketuanya yakni kang Dodi. Dulu saya melanjutkan almarhum buyut saya yakni haji Yahya yang jenazahnya terdapat dimakam keramat Payung. Selain itu sejak SD saya juga kerap menyaksikan almarhum ayah saya bapak Komar yang pernah belajar di perguruan Cimande,” tutur Atep kepada hariangarutnews.com, Rabu (30/08/2023).

Menurut Dia, di dalam pencak silat itu, setiap gerakan, bahkan dari pola pasang, sudah ada filosofinya. Jadi banyak nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat. Mulai sikap pasang, cara menyerang. Semua ada filosofinya. Semuanya tidak terlepas dari budaya Indonesia, tidak telepas dari watak ketimuran orang Indonesia.

“Sikap pasang di dalam pencak silat itu jarang melakukan posisi dimana tangan dikepal, tapi selalu tangan dibuka. Itu maksudnya bahwa pencak silat itu bukan sebuah bela diri untuk berkelahi atau memukul orang maupun menyakiti orang. Sama sekali bukan, tapi betul-betul bela diri,” tandas Atep.

Atep menambahkan, untuk melumpuhkan dan mengalahkan orang, tidak harus menyakiti. Hakikatnya, jika dipelajari secara mendalam sampai pada intinya, jenis bela diri apapun termasuk pencak silat, ternyata ke sananya adalah pendekatan kepada siapa yang punya diri kita, yaitu Allah SWT, tukasnya.

Selanjutnya Atep mengatakan, jelang Ulang Tahun Ke-1 PPLB pada 7 September 2023, Ia berharap, semoga dengan pencak silat dapat menyatukan berbagai perbedaan dan dalam olahraga dapat menorehkan suatu prestasi yang dapat membawa bangga nama besar Kabupaten Garut sampai ketingkat nasional bahkan internasional.

“Saya yakin dengan adanya Perguruan Pencak maupun cabang olahraga lainnya di setiap daerah, generasi muda di Kabupaten Garut dapat terhindar dari pengaruh pergaulan bebas dan bahaya narkoba yang menjadi musuh bagi kita semua,” tukas Pendiri PPLB.

Lebih lanjut di paparkan, tujuan dari HUT ke 1 PPLB adalah selain sebagai rasa syukur. Selain itu juga sebagai wujud pelestarian budaya terutama budaya bela diri dan seni, dikarenakan PPLB merupakan sebuah olahraga seni bela diri yang merupakan cermin budaya. Dan pada globalisasi serta modernisasi saat ini Perguruan Pencak Silat PPLB menerima estafet semangat juang para pendahulu melalui pembangunan karakter dan mental generasi muda yang memiliki semangat untuk maju dan meraih prestasi.

“Diharapkan dalam HUT ini nantinya para anggota bisa mewujudkan rasa kebersamaan agar bisa memasyarakatkan olahraga seni beladiri, serta berbuat yang terbaik untuk organisasi dan bisa menjadi pioneer masyarakat didalam banyak kegiatan dan kesempatan. Semoga PPLB selalu bisa mencetak generasi muda yang berprestasi di dalam bidang olahraga khususnya seni bela diri,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *