“Pasien ini kondisinya maaf ya, orang tak mampu dilihat dari sisi ekonomi, tapi secara medis dia butuh tindakan (operasi) segera akibat musibah kecelakaan kerja yang dialaminya di Kota Bekasi,” ujar Ariyanto kepada hariangarutnews.com, usai konsultasi di Dinsos Kabupaten Garut, Jum’at (29/07/2022).
Awalnya, Ariyanto cukup kebingungan dengan kondisi pasien yang butuh tindakan medis segera, namun disisi lain yang bersangkutan keluarga tidak mampu dan bukan warga Kota Bekasi.
“Makanya kita konsultasikan kepada Dinsos Kabupaten Garut. Tadi saya sudah ketemu Pak Kadis Sosial, kemudian bahas banyak dengan Kabid Linjamsos dan Ibu Kabid Rehabsos termasuk Lapad Ruhama, dibantu juga pak Fajar dari Tagana. Ada titik terang intinya untuk menolong segera pasien ini,” terang Ariyanto.
Ariyanto menjelaskan, setelah dibahas bersama Dinsos Kabupaten Garut tadi, ternyata banyak hal permasalahan yang harus ditindaklanjuti untuk pasien dan keluarga. Tidak hanya tindakan medis yang harus segera, namun masalah kehidupan sosial keluarga dan keberlangsungan hidupnya, menjadi catatan penting pihak Dinsos Garut.
“Sebetulnya, awalnya kami membantu dari sisi pendampingan pasien di rumah sakit di RSUD Bekasi. Karena pasien tidak mampu dan tidak memiliki BPJS PBI, tapi yang bersangkutan harus mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kita hari ini berembuk dengan Dinsos Garut, dan Alhamdulillah, rencananya pasien akan ditarik dari Bekasi ke Garut untuk tindakan medis selanjutnya,” kata Ari.
Ia juga bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Pembina URC Satu Hati Kota Bekasi, Brigjen TNI (Purn) Kemal Hendrayadi, yang telah memberikan bantuan khususnya di unit armada ambulance, sehingga dirinya bisa lancar transfortasi untuk kegiatan URC Satu Hati.
“Terasa sekali manfaatnya kendaraan yang beliau berikan, oleh kami URC Satu Hati dan para pasien yang telah kami bantu. Semoga kebaikan beliau mendapatkan balasan kebaikan-kebaikan pula, rizqinya bertambah berlipat ganda,” tuturnya. (Ndy)
Komentar ditutup.