” Saya mulai ikut dengan Bapak, sejak beliau menjadi pengacara di Bandung. Kalau dihitung sudah hampir 23 tahun bersamanya menjadi pelayan,” ujar Aup Hidayat, Kamis (26/9/2019) malam.
Dikatakan Aup, banyak pengalaman suka dan duka selama menjadi pelayan orang nomor satu di Garut. Yang mana harus siap setiap saat dan setia saat berada di Gedung Pendopo.
” Kalau Bapak orangnya perhatian. Saya masih ingat saat masih menjadi pengacara kalau hendak pulang kekampung halaman suka di anterin. Sehingga banyak peluang untuk bercerita seputar kesibukannya menjadi seorang pengacara,” katanya.
Namun setelah menjadi Bupati Garut, Aup mengaku aktivitasnya makin sibuk sehingga untuk bisa berkomunikasi langsung sangat jarang. ” Ya, sekarang sudah menjadi pemimpin rakyat Garut waktunya semuanya diabdikan untuk masyarakat, termasuk dengan keluarga sudah sangat jarang,” cetusnya.
Ada perbedaan saat Bapak masih menjadi pengacara, kini Aup mengetahui seluk beluk pemerintahan. Yang mana kedekatannya dengan para pejabat Garut dimanfaatkan untuk memajukan kampung halamannya, yakni Kecamatan Cibatu.
” Saya selalu setiap ada pejabat yang ada ke Pendopo untuk mengalokasikan anggaran untuk Kecamatan Cibatu, khusunya untuk insfratruktur dan pendidikan,” ujarnya.
Kendati demikian Aup, merupakan sosok yang polos dan jujur. Selama menjadi pelayan Bupati Garut dan keluarganya di rumah dinas tidak pernah meminta-minta proyek atau menitipkan orang untuk dijadikan pejabat.
” Tidak mau kang ah, kepercayaan yang harus saya jaga. Termasuk saya paling berani mengingatkan Bapak jika ada berita yang buruk,” pungkasnya. (Firman)***
Komentar ditutup.