“Sudah lima bulan tak ada hujan, biasanya tidak seperti ini. Ya terpaksa padi baru berbuah belum matang, terpaksa kami panen, kalau lihat hasil tidak memuaskan merugi sampai 90 persen,” ujar Solihin, Senin (02/09).
Hal senada dikatakan Jajang Miftah (43) Ia menuturkan, yang melakukan ha yang sama, memilih panen sebelum waktunya. Karena jika tetap dibiarkan akan berdampak terhadap meruginya hasil panen.
“Dari pada nanti tak bisa di panen, mending sekarang, takut tidak bisa di nikmati hasilnya,” ucap Jajang.
Sementara dari data yang ada di UPT Dinas Pertanian, Kecamatan Bl Limbangan menjelaskan, ada 26 hektar lahan pertanian puso dan 112 hektar terancam waspada kekeringan.
“Masih ada sebenarnya yang bisa dipanen, tidak gagal 100%, namun tidak maksimal seperti di Desa Neglasari dan Desa Surabaya,” Ucap Kepala UPT pertanian Oop Sopandi.
Lanjut Oop, kami telah melakukan upaya antisipasi pengamanan dengan Gilir Giring, kerjasama TNI. Himbauan juga kepada petani untuk tidak menanam padi dimusim kedua dan ketiga pada sawah tadah hujan, kami sarankan menanam yang lain.
“Kendalanya di kultur para petani, mereka terbiasa ada air sedikit saja, besar hati mengolah tanah dan menanam padi,” pungkas Oop.
Reporter : (Hidayat)***
Editor : Firdaus
Komentar ditutup.