
“Kita perlu mengenalkan budaya kepada kaum milenial, yang memiliki rasa ingin tahu tinggi. Mereka belum memahaminya karena kurangnya pengenalan. Kami harus memberi mereka kesempatan untuk mengenal budaya Sunda lebih dekat,” ujarnya.
Pemilik Kampung Bareto, Cepi Kusuma, saat diwawancarai hariangarutnews.com, ia menyebutkan perlunya pendidikan budaya sejak dini dan akses lebih baik ke sumber daya budaya Sunda. Menurutnya, akan membantu generasi milenial memahami dan menghargai nilai-nilai budaya Sunda.
Sebagai pemilik Kampung Bareto, destinasi yang memadukan budaya Sunda dengan edukasi, Cepi mengatakan, memiliki visi kuat untuk melibatkan generasi milenial dalam menjaga kekayaan budaya. Dengan mengisi gap antara zaman sekarang dan budaya, Cepi dan Kampung Bareto berkomitmen untuk menciptakan pengalaman mendalam dan edukatif bagi para pengunjung.
Pesan yang diusung oleh Kampung Bareto, imbuh dia, adalah pesan cinta dan kepedulian terhadap budaya Sunda yang berharga. Dalam menghadapi perubahan zaman, keberlanjutan budaya Sunda menjadi tanggung jawab bersama. Melalui pemahaman, edukasi, dan kerja sama, generasi milenial dapat menjaga agar budaya Sunda tetap hidup dan berkembang. (Tim Jobtrain/Heri-Syarif-Rianda).