Menurutnya, sebelumnya tim Kampung Siaga Bencana ini memang sudah terbentuk, dan saat ini ia ingin mengaktifkan kembali, apalagi sekarang ini menghadapi musim penghujan. Diharapkan tim Kampung Siaga Bencana bisa memberikan edukasi, membantu warga masyarakat apabila terjadi bencana banjir dan lain sebagainya.
“Tiap tahun pasti saja ada bencana banjir disini. Kalau musim hujan, air dari Gunung Cikuray besar dan melimpah ke pemukiman warga sehingga terjadi banjir di lokasi RW 01 Kampung Goler dan Kampung Rancaucing,” ujar Ade Rukman.
Ade menyebut, dari semua wilayah Desa Hegarmanah, ada tiga wilayah yang memang rentan terjadi bencana. Pelatihan serupa sudah dilaksanakan dua kali. Sementara untuk peserta yang dilatih dari tim Kampung Siaga Bencana berjumlah 22 orang.
“Tahun-tahun kedepan, kita juga berencana untuk pengadaan sarana prasarana untuk siaga bencana. Ini akan dianggarkan karena memang sangat dibutuhkan,” tandas Ade.
Ia juga mengajak warga masyarakatnya, untuk bersama-sama antara pemerintah desa, tim Kampung Siaga Bencana, dalam penanganan bencana. Yang lebih utama kata dia, mencegah bagaimana agar bencana tidak terjadi.
Di tempat yang sama, Koordinator Bidang Operasi Tagana Kabupaten Garut, Wili Sunarya menyampaikan, materi telah diberikan sejak satu hari sebelumnya, tentang beberapa pemahaman berkaitan dengan penanggulangan bencana.
“Saat ini praktikum daripada kegiatan, yang pertama pendirian selter atau tenda, yang keduanya evakuasi dasar seperti apa dan bagaimana, evakuasi korban apabila tertimpa reruntuhan atau terseret arus seperti apa, yang harus masyarakat laksanakan dan ketiganya di dapur lapangan,” papar Wili.
Selanjutnya, kata Wili, peserta juga dibekali materi tim reaksi cepat. Seperti apa komunikasi, koordinasi, Assesment ketika ada pasca penanganan penanggulangan bencana khususnya di Desa Hegarmanah Kecamatan Bayongbong.
Wili menghimbau bagi warga Garut khususnya, saat ini masa peralihan dari kemarau ke musim penghujan, agar mengantisipasi sedini mungkin, kejadian longsor akibat hujan deras ataupun banjir, segara berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, yang kemudian berjenjang ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kemudian Tagana selaku tim teknis akan terjun ke lokasi bencana.
“Warga juga harus memperhatikan lingkungan, parit-parit harus bersih dari sampah, untuk mencegah tersumbatnya arus air,” tandas Wili (TN)
