“Untuk jelang belajar tatap muka, mungkin di semua juga di Kabupaten Garut sudah banyak menunggu datangnya belajar tatap muka,” ujar Anas, Selasa (30/05/2021).
Menurutnya, dengan sistem belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) di sekolah maupun dirumah, pembelajaran ini kurang sempurna dan tidak optimal. Terkadang, lanjut Anas, dari jumlah murid 20 siswa, yang belajar hanya 8 siswa saja.
“Apalagi dengan daring, tidak semua anak atau siswa memiliki hp android. Contoh di SD Malangbong 5, yang punya android hanya sekitar 30 persen saja. Walaupun ada quota belajar dari pemerintah, tidak terpakai karena tidak punya android,” jelasnya.
Saat ini, kata Anas, para orangtua sudah menunggu-nunggu adanya belajar tatap muka yang sudah hampir 18 bulan tidak dilakukan. Pihak sekolah juga, sambung Anas, sangat menunggu pembelajaran tatap muka tersebut. Apalagi, Bupati Garut telah mencanangkan Gerakan Ayo Sekolah.
“Saya menghimbau kepada guru-guru staf pengajar dan juga siswa, dalam pelaksanaan belajar tatap muka nanti, semuanya harus patuh pada protokol kesehatan,” pungkasnya. (T Supriatna)
Komentar ditutup.