“Saya selaku anggota Dewan, tentunya sama dengan Bupati merasa kecewa dan sangat kecewa sekali terhadap Pemda, kenapa lelet begini, ini kan program kedaruratan kenapa tidak profesional,” ucap Deden, Rabu (22/04).
Awal munculnya program ini, lanjut Deden, bentuk dukungan Pemda Garut terhadap kebijakan pemerintah sebagai anjuran dari Word Health Organization (WHO), yaitu tentang pentingnya pemakaian masker untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
.
“Tapi kalau sangat terlambat pembagian masker ini, berarti Pemda dalam hal ini Dinkes Garut, sudah jauh tertinggal oleh para donatur dan Pemerintah Desa, yang telah membagi masker ke setiap warganya. Ini jadi pertanyaan kami, dana 5 miliar-nya atau program sejuta masker-nya yang kurang bergema atau tidak tepat momentum, apakah ada hal lain yang dipersulit dalam pengadaannya?,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Garut.
Ditambahkan Deden Sopian, keputusan pengadaan satu juta masker yang harus disegerakan karena kondisi darurat ini, harusnya ditanggapi dengan cepat untuk direalisasikan. Tidak beralasan dengan berbagai hal persyaratan pengadaan atau lainnya.
“Kondisi Garut sudah mengkhawatirkan, jangan sampai hanya untuk pengadaan bantuan masker saja dibuat ribet, sebagai pengingat saja, kita semua tau kondisi sudah mengharuskan tanggap darurat untuk penanganan penyebaran Covid-19 ini,” pungkasnya. (Bulan)
Komentar ditutup.