Bentuk Protes dan Sindir Pemerintah, Warga Banjarwangi Garut Bangun Pelebaran Jalan Secara Swadaya

FOKUS193 views

 

 

 

HARIANGARUTNEWS.COM – Rasa kecewa yang memuncak karena janji-janji pembangunan tak kunjung terealisasi, mendorong warga Kampung Pojok Sawah di Desa Bojong, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, untuk bertindak nyata. Kondisi jalan yang sangat curam dan membahayakan selama puluhan tahun akhirnya mendorong warga untuk berinisiatif membangun dengan dana swadaya.

Ya, mereka membangun jalan secara swadaya sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dinilai abai terhadap kondisi lingkungan sekitar. Dengan mengandalkan pembebasan lahan sawah seluas 35 M² dan material hasil swadaya serta tenaga kerja dari warga sendiri, pelebaran jalan ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakpedulian. Warga mengaku, tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah sepeser pun, baik berbentuk uang maupun barang material lainnya.

“Ini bukan proyek pemerintah atau bantuan perusahaan. Ini murni hasil swadaya kami secara sukarela,” ujar Gancang Wibisono, salah seorang purnawirawan TNI AD yang terlibat dalam pembangunan.

Menurutnya, gerakan gotong royong tersebut tak hanya menunjukkan kepedulian warga terhadap kampung sendiri, tapi juga menjadi sindiran keras kepada para pemangku kebijakan.

Kebutuhan lahan sawah seluas 35 M² untuk pelebaran jalan dibebaskan Yayasan Akromul Qur’an

“Di balik semangat itu, ada rasa kecewa dan kelelahan. Mungkin inilah cara kami menyampaikan pendapat di muka umum,” ucapnya.

Gancang juga berharap agar langkah swadaya ini menjadi tamparan bagi pihak-pihak yang selama ini menutup mata dan belum menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

“Kalau pemerintah tidak peduli, silakan saja. Tapi ingat, saat mereka tidak peduli, mereka sedang mendidik rakyat untuk menjadi apatis. Dan itu dosa besar,” tegasnya.

Menurut Gancang, pelebaran jalan tersebut dilakukan dengan biaya swadaya masyarakat. Selain anggaran bersumber dari warga setempat, juga dari dana pribadi dirinya dan Lembaga Pendidikan Yayasan  Akromul Qur’an.

“Benar, memang ini dibangun menggunakan dana pribadi saya dan pembebasan lahan sawah seluas 35 M² dibeli seluruhnya dengan menggunakan biaya dari keluarga Yayasan Akromul Qur’an. Adapun material diperoleh dari gotong royong warga, baik yang ada disini maupun diluar Banjarwangi,” ujar Gancang.

Ia mengaku kondisi jalan yang sedang diperbaiki itu nantinya akan sangat membantu warga setempat terutama dalam aspek perekonomian dan keselamatan.
Pasalnya, sebelumnya banyak warga setempat yang kesulitan saat melintas karena kondisi jalan yang curam dan menikung tajam. Bahkan tak jarang, kendaraan motor maupun mobil jatuh tergelincir hingga terbalik, pungkasnya.

Senada dengan itu, Ketua Yayasan Akromul Qur’an sekaligus Ketua Lembaga PAUD dan Pendiri SMP Islam Terpadu, Hj. Elis Ayi Rohilah S.Pd, menyebut warga tidak ingin terus menjadi penonton dalam pembangunan.

“Kami bukan warga manja. Kalau dibantu, syukur. Kalau tidak, kami tetap bergerak dan akan terus melanjutkannya. Ini adalah satu-satunya jalan alternatif yang bisa menghubungkan Kampung-Kampung bagian dalam di Desa Bojong,” ujarnya.

Kini tak ada lagi tanjakan curam berbahaya menuju akses perkampungan Sawah Pojok dan sekitarnya. Tanjakan yang ada di Kampung Bojong tersebut kini tengah dipeebaiki warga secara dana swadaya.

Elis menambahkan, sikap diam bukan lagi pilihan. Warga memilih bergerak, menunjukkan bahwa mereka tak bisa terus dibodohi oleh janji-janji kosong.

“Sebenarnya pembangunan jalan ini sudah dibahas dalam Musrenbang dan anggarannya masuk dalam drap Tahun 2024. Hanya saja tanpa alasan yang jelas hingga saat ini belum juga direalisasi, dan akhirnya kami memutuskan untuk membeli tanah guna pembebasan lahan agar jalan yang sering mengakibatkan kecelakaan ini bisa diperlebar,” beber Elis.

Berdasarkan pengakuan Elis, total ada uang sejumlah Rp10 juta yang telah dikeluarkan Yayasan Akromul Qur’an untuk proses pembebasan lahan perbaikan jalan ini. Pembangunan jalan ini, kata dia, sangat penting karena jalan yang curam membuat kendaraan berisiko saat melaluinya.

“Jumlah itu hanya pembelian tanah dan belum termasuk material seperti semen, pasir, batu dan lainnya. Alhamdulillah salah seorang tokoh disini yakni pak Gancang dan warga turut membantu kebutuhan biaya pelebaran jalan yang ada di Kampung Bojong RT03/02 tersebut. Kalau sampai selesai ditaksir biaya pembangunan akan mencapai Rp50 jutaan,” ungkap Elis.

Dia melanjutkan, nantinya pelebaran tanjakan yang ada di perbatasan Kampung Sawah Pojok dan Kampung Bojong tersebut akan memudahkan akses para pengguna jalan yang akan menuju ke Kampung Ciranca, Ciputat, dan sekitarnya.
Dirinya menggalang dana dan bekerja bersama secara gotong royong untuk membangun jalan.

“Karena sebelumnya jalannya cukup curam dan membahayakan, biasanya warga dari arah Banjarwangi harus muter melewati Kampung Bantar Peundeuy dan akan menghabiskan waktu sekitar seperempat jam. Kini setelah pelebaran warga tidak takut lagi melintas dan hanya memerlukan waktu 3-5 menit untuk menuju kampung-kampung yang ada di perbukitan,” terangnya.

Berkat pelebaran jalan ini, lanjut Elis, warga kini bisa melaluinya dengan lebih lancar dan aman. Dia dan warga terus berharap agar penggalangan dana secara swadaya dapat terus dilakukan untuk membantu memperlebar jalan yang tengah dibangun ini guna mempermudah akses transportasi.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah menyumbang dan berpartisipasi. Semoga ini menjadi amal jariyah bagi kita semua,” pungkas Elis.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru