Tugu Perjuangan Kubang Dipenuhi Rumput Liar, Ketua LVRI : Rawat Simbol Semangat Heroik Pejuang Garut

FOKUS1,346 views

Salah seorang warga yang setiap harinya lalu lalang depan Tugu Pertempuran Kubang, Doni Romadhona (30), mengatakan kalau tugu tersebut tampak seperti tidak terawat dan tidak terpelihara. Kini lokasinya banyak ditumbuhi rumput-rumput liar, plastik yang berserakan, dan cat yang sudah pudar.

Tugu Perjuangan Kubang di Jalan Raya Garut-Bandung, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Sabtu (03/11/2024) tampak tak terawat.

“Kita sangat prihatin dengan kondisinya yang tidak terawat. Lebih prihatin lagi banyak warga yang tidak tahu sejarahnya. Apalagi menjelang di hari pahlawan ini,” ungkap Doni, Sabtu (03/11/2024).

Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Garut dapat melestarikan dan merekonstruksi kembali Tugu Pertempuran Kubang tersebut agar menjadi lebih baik dan terawat.

“Tugu ini seharunya bisa menjadi monumen yang dapat dikenang generasi sekarang. Mudah-mudahan pemerintah dapat tergerak dan memperhatikan. Jangan sekali kali melupakan sejarah, itu kan pertanda simbolik banyak cerita dibaliknya, namanya citra kepahlawan,” kata dia tutupnya.

Pertempuran Kubang sendiri merupakan sebuah peristiwa perlawanan warga Garut terhadap Jepang. Kejadiannya, berlangsung di bulan Oktober 1945. Saat itu, pasukan tentara Jepang dengan peralatan canggihnya merangsek masuk ke perkotaan Garut dari Bandung. Pemuda Garut sempat menghalau dan memberikan perlawanan sengit meski akhirnya pejuang Garut berhasil dipukul mundur oleh tentara Jepang.

Atas pengorbanannya terhadap kemerdekaan Indonesia tersebut, pada 21 Agustus 1999 Pemerintah Kabupaten Garut melalui Bupati Garut H. Dede Satibi dibangun dan diresmikanlah Tugu yang diberi nama Tugu Pertempuran Kubang. Disana terdapat tulisan 37 nama-nama pejuang yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Tulisan cat pada 37 nama-nama pejuang di Tugu Perjuangan Kubang mulai memudar.

Sementara, Ketua DPC Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Garut, H. Mansur mengatakan, tugas dan tanggungjawab kedepan saat ini jangan sampai Tugu Pertempuran Kubang ini tak terawat dan generasi selanjutnya terputus akan pengetahuan tugu bersejarah ini. Dan tentunya, kata dia, pelestarian tugu ini sebagai upaya menyelamatkan sejarah bangsa.

“Generasi umur 30-an ke bawah, mungkin itu banyak hal yang tidak bisa bicara mengenai sejarah Garut, yang dibicarakan zaman now, karena itu tugas mengindonesiakan manusia Indonesia, antara lain upaya melestarikan benda-benda, cagar budaya, tugu atau monumen perjuangan harus dilakukan,” ungkap Mansyur

Ia menambahkan, pelestarian baik pada zaman kerajaan, penjajahan dan era kemerdekaan perlu dilakukan. Tujuannya, agar jati diri bangsa tidak terputus. Apalagi, saat ini masyarakat sangat terbatas akan pengetahuan dan pengalaman merasakan langsung ke lokasi sejarah.

“Orang datang ke lokasi monumen biasanya akan merasakan dan seolah-olah berada di masa lalu, berbeda dengan hanya membaca buku, oleh karena itu tugu dan monunen sejarah yang ada di Kabupaten Garut ini harus dilestarikan,” pungkasnya. (Gie)