Puisi : “Tanya”

OASE1,632 views

Oleh : Wulan Purwanti

Pernah sekali waktu aku ditanya/
Perihal apa yang paling membuatku terluka dan kecewa/
Saat itu, rasanya hampa/
Aku bingung memilih mana yang akan kuutarakan/
Rasanya, terlalu banyak saja/

Sampai disuatu ketika/
Aku menatap mata sembab di depan cerminku dengan tatapan kosong/
Sedikit memerah dan menyipit perih/
Masih terlihat linangan air mata menggenangi kelopaknya/

Aku bertanya kembali/
Perihal pertanyaan yang pernah seseorang tanyakan padaku itu/
Tak ada jawaban/
Hanya air mata yang memberi jeda/

Aku kembali bertanya, kamu kenapa/

Tangisan kembali pecah/
Seiring semua harapan yang dirasa pupus/
Ditengah jalan kembali menggerayangi otak dan pikiran/

Semua seperti komedi putar/
Satu persatu memutar membayang kelam/

Tak ada tangan hangat yang mendekap/
Tak ada tutur lembut yang menggelayut/
Tak ada siapapun yang bisa dijadikan tempat bernaung/
Orang di cerminpun kian meraung/

Isakan yang semakin dalam terasa semakin mengoyak pendengaran/

Aku tak tahan/

Kubantingkan gunting di tangan/
Kuhancurkan cermin penuh kelemahan/
Kubuat ia hancur lebur tak berbentuk lagi/
Berharap, luka yang ia rasapun pergi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *