Hadir dalam kegiatan tersebut, Kadistan (Kepala Dinas Pertanian) Garut, Ir. Beni Yoga Gunasantika MP, Ketua Koperasi Condong Sejahtera, Dahyar, Ketua Poktan(Kelompok tani), Tatan, unsur Forkopimcam dan satuan gugus tugas.
Beni Yoga memaparkan, pihaknya memilih kelompok tani dari empat wilayah yaitu Kecamatan Pakenjeng, Mekar Mukti, Cikelet dan Bungbulang yang dikembangkan sebagai kawasan komoditas jagung berbasis korporasi di Kabupaten Garut.
“Sebagai langkah awal, kami telah memilih empat wilayah sebagai pilot project/kawasan percontohan komoditas jagung berbasis korporasi yaitu Kecamatan Pakenjeng, Mekar Mukti, Cikelet dan Bungbulang yang tergabung dalam “koperasi condong Garut sejahtera”. Penanaman jagung dilakukan dengan tumpangsari/ dibawah tegakan dengan memanfaatkan lahan PT. Condong Garut seluas 2.850 Ha,” papar Beni, Kamis (29/07/21).
Beni mengatakan, pemilihan komoditas jagung sebagai percontohan korporasi karena Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra produksi jagung terbesar di Jawa Barat.
“Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra produksi jagung, di prediksi menjadi penyumbang produksi jagung terbesar di Jawa Barat dan dapat menyumbang produksi sebesar 45 persen lebih,” ujar Beni.
Beni juga menjelaskan bahwa pengembangan kawasan pertanian menjadi topik penting dalam pembangunan pertanian. Sehingga, kata dia, pihaknya melakukan strategi untuk memberdayakan masyarakat desa dengan membangun korporasi petani.
“Ini merupakan strategi yang sedang dikembangkan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat desa agar sistem pangan bisa berkelanjutan dengan membangun korporasi petani di sumber ekonomi pangan. Dengan korporasi petani, pengelolaan sumber daya bisa lebih optimal karena dilakukan secara lebih terintegrasi, konsisten, dan berkelanjutan sehingga terbentuk skala usaha dari hulu sampai hilir dengan teknologi dan kemitraan,” jelasnya.
Beni melanjutkan, untuk pemasaran jagung, Pemerintah Kabupaten Garut telah memfasilitasi kemitraan petani dengan pihak koperasi Condong Garut Sejahtera. Hasil panen jagung yang dijual petani ke koperasi harganya berbeda, yaitu harga lokal ditambah 3 persen.
“Pihak koperasi akan membeli jagung dari petani yang ada di wilayah perkebunan PT. Condong Garut dan sekitarnya dengan harga 3% diatas harga lokal. Harga jagung (pipilan kering) di tingkat petani saat ini berkisar Rp 4.500 – Rp 4.800 per kilogram. Sehingga petani akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan jagung. Begitu pun sarana produksi yang dibutuhkan petani seperti benih, pupuk, pestisida, disiapkan untuk permodalan petani,
” terang Beni.
Beni berharap, panen jagung yang dilakukan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional di masa pandemi Covid-19 ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Bagi Beni, kegiatan ini juga menjadi salah satu sektor yang penting dalam perekonomian suatu daerah. Untuk itu, guna mendorong pemulihan ekonomi, pemkab juga mendorong petani terus bergerak.
” Panen jagung tahun ini tidak menyurutkan semangat petani untuk terus melakukan kegiatan usaha. Mudah-mudahan panen ini memberi kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Garut, “pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Condong Sejahtera, Dahyar mengatakan, saat ini koperasi tersebut telah menjadi koperasi tingkat nasional dengan pengelolaan yang cukup baik.
” Koperasi ini sekarang sudah jadi koperasi tingkat nasional dan petani terbina. Kami sudah menampung pembelian hampir 200 ton lebih, kami beli sesuai harga diatas PP kemendag Rp.4.800 per kilogram.
Alhamdulillah sejauh ini berjalan dengan baik, anggota koperasi menikmat program ini,” ujar Dahyar.
Selain itu, Ketua Poktan, Tatan menyampaikan rasa terimakasih dan harapan kepada pemerintah atas program bantuan yang diberikan untuk membantu kesejahteraan petani.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas bantuan pupuk, obat, melalui program koperasi ini. Alhamdulillah petani menikmati, walaupun penanaman ada kendala masalah cuaca.
Kami berharap program ini berlanjut untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” tukasnya. (Nuy)
Komentar ditutup.