“Dulu hanya dengan cerita orangtua saja naik kereta Cibatu-Garut, sudah ingin menaiki Kereta Api, saat kecil kalau mau ke Garut kerap menggunakan kereta api,” ujar Yuyun, warga Kecamatan Cibatu, Minggu (06/10).
Yuyun mengungkapkan kekangenannya dan ingin cepat menaiki kereta api ke kota Garut, saat melihat kontruksi pembangunan rel kereta api. Penuh rasa ingin dan rindu dengan keberadaan kereta api yang bisa mengantarkan ke Kota Garut.
“Selain rindu ingin menumpangi kereta api, kita kan bisa lihat pemandangan indah di sepanjang jalan menuju Garut. Ya kalau ke Bandung sudah biasa naik kereta, kalau ke Garut mau belanja pakai angkutan umum” katanya.
Warga kampung Cinunuk, Desa Wanaraja, Imas (40) menyampaikan hal sama. Menurutnya, rencana PT KAI, akan kembali mengoperasikan kembali perlintasan KA terdengar langsung saat Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, melakukan uji coba perlintasan.
“Kalau menggunakan kereta ke Garut bisa langsung ke pusat kota, tidak naik angkutan umum lagi, kalau naik angkutan umum bakal duakali naik. Kalau pakai kereta api, ke pusat kota hanya tinggal jalan kaki,” ucapnya.
Dikatakan Imas, PT KAI dalam mengenakan tarif harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat. Jangan sampai tiketnya mahal melebihi angkutan umum.
“Harapannya sih, harga tiketnya yang pasti harus lebih murah dibandingkan naik angkutan umum,” pintanya.
Adanya kereta api jurusan Cibatu-Garut, bukan saja mempermudah akses menuju pusat kota, melainkan bisa meningkatkan perekonomian bagi masyarakat yang berada tepat dengan keberadaan stasiun. Yang mana mereka bisa memanfaatkan lahan untuk dijadikan tempat berjualan. (Firman/Ndy)***
Komentar ditutup.