Dari Kebumen, Jamaah Tani Muhammadiyah Ukir Sejarah Kedaulatan Pangan

FOKUS2,664 views

HARIANGARUTNEWS.COM- Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) yang berlangsung di Kebumen, Jawa Tengah, resmi ditutup pada Minggu, 21 September 2025. Selama tiga hari, dari 19-21 September, para petani Muhammadiyah dari berbagai daerah di Indonesia berhimpun untuk mengukuhkan tekad memperjuangkan kedaulatan pangan nasional.

Ketua Panitia Jambore Nasional I JATAM, Wahyudi Nasution, dalam laporannya menyampaikan apresiasi mendalam kepada semua pihak yang terlibat. “Dari Kebumen, kita menyalakan obor harapan menuju kedaulatan pangan bangsa,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga meluncurkan varietas padi unggul bernama MENTARI, hasil inovasi Prof. Toto Agung Dwi Haryanto, Dr. Agus Riyanto, dan Dr. Dyah Susanti. Peluncuran ini menjadi salah satu momen penting yang menandai komitmen Muhammadiyah dalam mendukung petani melalui pengembangan teknologi pertanian.
Muhammadiyah Dorong Kemandirian Petani

Seperti dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, secara simbolis melakukan penanaman padi varietas Mentari dalam acara pembukaan JAMNAS JATAM I di Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) pada Sabtu, 20 September.

Haedar memberikan dukungan penuh atas langkah JATAM dalam mengembangkan pertanian berbasis kemandirian dan inovasi. “Hari ini adalah hari yang penting bagi keluarga JATAM se-Indonesia untuk memulai menanam padi yang unggul, yaitu varietas, padi berkemajuan,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemilihan nama Mentari memiliki makna filosofis yang kuat dengan nilai-nilai Muhammadiyah dan kehidupan para petani. “Kenapa Mentari? Karena selain berhubungan erat dengan identitas Muhammadiyah, mentari atau matahari juga sangat berkaitan dengan kehidupan para petani dan seluruh aktivitasnya yang bergantung pada sinar matahari,” ucap Haedar.

Apresiasi dari Wakil Menteri Pertanian
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, memberikan apresiasi khusus kepada Muhammadiyah atas komitmennya dalam membangun sektor pertanian dan pangan nasional.

“Saya kagum dengan Muhammadiyah. Insyaallah dengan terjun ke pertanian, Muhammadiyah dapat menjadi yang terbaik, seperti halnya Muhammadiyah mengurus pendidikan dan kesehatan,” ujar Wamentan saat pembukaan JAMNAS JATAM 1 pada Sabtu, 20 September.

Sudaryono mengungkapkan bahwa program pertanian pemerintah tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya kolaborasi dengan masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak ribuan jamaah tani yang hadir untuk bersama-sama memajukan negara melalui sektor pertanian.

Wahyudi Nasution menambahkan, jambore ini bukan hanya sekadar ajang pertemuan, tetapi menjadi momen konsolidasi dan sinergi bagi para petani Muhammadiyah.

Diharapkan, kolaborasi yang terjalin selama acara ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan petani di seluruh Indonesia.

Sinergi JATAM untuk Kedaulatan Pangan
Sementaranya itu, Ajat Sudrajat, Ketua JATAM Garut, yang turut hadir sebagai peserta bersama empat delegasi lainnya, menyebut Jambore Nasional I ini sebagai momen strategis untuk membangun jaringan antara JATAM, UMKM, dan masyarakat.

“Pasca-Jambore Nasional I, harapannya ada empat poin penting. Pertama, sinergisitas antara para petani Muhammadiyah dengan para pelaku usaha dan masyarakat. Kedua, mendorong peningkatan ekonomi nasional. Ketiga, menyejahterakan para petani, dan keempat, bebas dari mafia ketahanan pangan,” ujar Aja didampingi Yanyan Agus Supianto.

Ia juga berharap, selain menjadi media bertukar informasi antara sesama petani di seluruh Indonesia. Jambore ini melahirkan komitmen bersama sejalan dengan tema jambore tahun ini : “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran”.

Komentar