“Saya sudah perintahkan BPBD tidak boleh ada lagi ibu-ibu yang tinggal di pengungsian tidur diatas tikar. Hari ini segera kirimkan beberapa kasur ke Desa Ciroyom Cikelet, karena disitu ada beberapa pengungsi yang harus mendapatkan perlindungan kita,” ujar Rudy.
Pesan untuk semua SKPD, sambung Rudy, untuk memberikan perhatian serius terutama Dinas Sosial. Bupati, wakil bupati dan sekda selaku pimpinan daerah yang didukung oleh pimpinan daerah lainnya, pimpinan DPRD, kapolres, kejari, dandim, ketua pengadilan negeri.
“Saya tidak mau ada kejadian di Kabupaten Garut, karena alasan ekonomi seorang ibu tega membunuh kedua anaknya seperti yang terjadi di Sumatera Utara, dan ibunya pun meninggal dunia karena penyakit kronis maag dampak dari kemiskinan, mereka tidak pernah mendapatkan gizi yang baik,” kata Rudy.
Rudy pun kembali mengajak semuanya, untuk bersatu padu dengan segenap kemampuan, daya upaya kemampuan APBD untuk kepentingan masyarakat.
“Kita jaga ibu, istri, anak perempuan dan lainnya. Ini adalah pesan di hari ibu, mari tingkatkan empati kepada ibu-ibu, terutama mereka yang sudah tidak mempunyai kemampuan baik secara ekonomi maupun sosial,” harap Rudy.
Salah satu penerima penghargaan di hari ibu ke-22 tahun 2020, tingkat Kabupaten Garut, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Tarogong Kidul, Hj Elah Kamilah, S Pd, yang menerima penghargaan atas partisipasi donor darah terbanyak. Ia menuturkan,
“Dengan diterimanya penghargaan ini, saya berharap menjadi motivasi juga bagi para kader PKK, untuk berkontribusi menyumbangkan darahnya. Karena khusunya di Tarogong Kidul banyak yang menderita Thalasemia,” ucapnya.
Memaknai hari ibu, Elah berpendapat, ibu adalah segalanya, tidak ada keberhasilan dan kesuksesan yang terjadu tanpa peran seoarang ibu.
“Ibu bagi saya adalah segalanya, keberhasilan kita adalah rangkaian do’anya. Jadi yang masih punya ibu, benyaklah berbuat kepada ibu, jangan menyesal setelah tiada,” pungkasnya. (Ndy)
Komentar ditutup.