Kajian tersebut, imbuhnya, melibatkan unsur pejabat pemerintah daerah (Forkopimda), perwakilan akademisi, perwakilan media massa, perwakilan tokoh masyarakat (budayawan, pemerhati kebijakan public), dan perwakilan dunia usaha.
“Sementara kajian pertimbangannya, efidemiologis atau pengkajian terhadap pola kesehatan dan faktor tingkat populasi sebaran perwilayah. Bila dimungkinkan melalui sampling ravid test corona-19. Kemudian pertimbangan lainnya, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumberdaya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya dan keamanan,” jelas Euis.
Hasil kajian tersebut, sambungnya, dijadikan bagian data kesiapsiagaan dan dasar penyempurnaan kebijakan dalam pencegahan dan penanganan covid-19 di kabupaten Garut. Sehingga dapat dipahami sampai kepada struktur tingkat RW dan RT, sebagaimana yang telah diperintahkan kepada jajaran kecamatan, kelurahan atau desa. (Husni/Bulan)**
Komentar ditutup.