“Setelah orangtuanya meninggal dunia sekitar sepuluh tahun yang lalu, rumah itu dibagi dua dengan kakaknya Rosidin,” ujar Kapolsek, Jum’at (20/03).
Lanjut Kapolsek, kronologis awal, pada hari Rabu (04/03) lalu, sekitar pukul 20.30 WIB, rumah bagian ibu Ihah yang di sekat roboh dengan sendirinya, bukan tertimpa pohon atau sebab lain namun karena sudah lapuk dimakan usia. Yang tersisa dari rumah bagian kakaknya Rosidin dan masih bisa ditempati. Adapun barang-barang milik Ihah disimpan di ruangan dekat kandang domba milik ibu RT Maya, yang letaknya masih berdampingan dengan Rosidin.
“Saat ini ibu Ihah tinggal di rumah kakaknya Rosidin, yang disekat sebelah lagi dan bisa ditempati. Jadi bukan dikandang domba seperti diberitakan media,” jelasnya.
Kapolsek juga meminta keterangan RT setempat, ibu Maya, yang mengatakan, untuk penyimpanan barang-barang sudah disiapkan tempatnya di ruangan dekat kandang domba. Tetapi tempat tersebut bukan untuk tempat tinggal tapi untuk barang-barang sementara.
“Kalau penjelasan Perangkat Desa, pak Paat, bahwa rumah Rosidin dan Bu Ihah akan dibangun dengan program Rutilahu bulan Mei 2020,” bebernya.
Saat cek lokasi, tambah Kapolsek, karena sudah malam, ibu Ihah sedang istirahat, penjelasan didapat dari bu RT Maya dan Rosidin, bahwa rumah bagian bu Ihah yang disekat roboh dengan sendirinya karena lapuk bukan tertimpa pohon. Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek Samarang memberi bantuan berupa uang kadeudeuh yang diterima Rosidin. (MAS)
Komentar ditutup.