Wabah Sudah Berstatus Darurat Global, Virus Corona Harus Serius Direspon

FOKUS2,844 views

Komisi l DPR RI F-PKS yang berangkat dari daerah pemilihan Garut dan Tasikmalaya, KH. Toriq Hidayat Lc, menanggapi penyebaran virus Coran yang mulai menyebar di Kerajaan Arab Saudi. Meskipun ada pernyataan dari pemerintah bahwa Indonesia dinyatakan “zero” COVID-19. Bukan berarti kita harus mengabaikannya, tetap dalam kesiagaan sebagai respon cepat.

“Kesiapsiagaan penyebaran Virus Corona (COVID-19) harus serius direspons cepat, wabah yang sudah berstatus darurat global ini. Tindak cepat kita siap dengan tim khusus untuk mengumpulkan data dari seluruh rumah sakit dan seluruh intansi kesehatan yang ada untuk memperkuat koordinasi dan menyatukan langkah, sehingga siap dan siaga menanggapi wabah yang meresahkan dunia ini”, ujarnya saat dihubungi di Kedutaan RI Riyadh.

Tambahnya, perlu koordinasi yang kuat dalam memberikan informasi cepat, dan akurat sehingga tidak ada gagap atau kesalahan bertindak. Negara kita riskan akan terkena wabah ini karena beberapa faktor, antara lain dari wisata asing, termasuk terbesar turis asia yang masuk ke Indonesia, juga dari bidang import berbagai jenis barang teknologi sampai makanan, pasar asia yang cukup besar. Dengan wabah ini dampak yang akan terganggu tidak hanya pengaruh terhadap kesehatan, sisi lain pasti terjadi perlambanan segi ekonomi.

“Intinya kita tidak hanya berbicara tentang berapa besar kerugian negara, tapi harus sigap dalam upaya penyelamatan nyawa manusi”, katanya.

Dijelaskan Ustadz Thoriq, dalam syariat Islam itu kaidah ushul fiqh yang mengatakan “dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil masholih”, menghindari bahaya harus diprioritaskan daripada mencari kemaslahatan.

“Kaidah ini tepat sekali diaplikasikan dalam kasus penghentian sementara jamaah umroh demi terhindarnya masyarakat di Saudi terhindar dari virus corona/COVID-19, walaupun ada pernyataan bahwa Indonesia zero virus tersebut. Hal lain yg selama ini dianggap lambat oleh banyak kalangan adalah kesigapan pemerintah tuk mengembalikan WNI yang ada di kapal pesiar, padahal satu nyawa saja sangat berharga”, jelas Ustadz Thoriq. (Bulan)**

Komentar ditutup.