“Miris, disatu sisi rakyat harus membayar tanpa alasan apapun setiap bulannya bahkan dibebankan wajib membayar pajak PJU, sementara pemkab Garut sendiri malah selalu utang. Tentu kami curiga, jangan-jangan utang pemkab dibayar dari pajak PJU”, ujar Deni.
Sambungnya lagi, ini harus diusut tuntas karena kewajiban rakyat yang tanpa kompromi harus dipenuhi, sementara hak rakyat sendiri atas penerangan jalan masih terabaikan. Perlu dipertanyakan kemana larinya dana pajak PJU dipergunakan. “Peruntukkannya sudah jelas, ditarik dana untuk pajak PJU, maka dana tersebut penggunannya untuk PJU pula”, tegas Deni.
Sementara Kepala UPT PJU Dishub Pemkab Garut Wisnu Latu Mega, menjelaskan mekanisme pajak PJU dari konsumen tidak ada di leading sektornya. Konsumen membayar listrik sekaligus pajak PJU langsung ke PLN, dari PLN mengembalikan dana pajak PJU nya ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD) Pemkab Garut. UPT PJU Dishub hanya mengusulkan pemasangan PJU baru dan melakukan pemeliharaan terhadap PJU yang sudah ada. “Kami tentu mendata wilayah-wilayah yang layak untuk dipasangkan PJU, kemudian kami mengusulkannya dan tahun ini rencananya pemasangan di 78 titik. Terkait pajak PJU dan pengelolaan keuangannya bukan menjadi bagian kewenangan Dishub”, terangnya.
Wisnu pun mengakui, penerangan jalan di wilayah kabupaten Garut masih sangat kekurangan. Tentu dirinya berharap sesuai visi Jabar Caang-nya provinsi dan Garut Caang Mangprang, ke depan kebutuhan masyarakat terkait PJU benar-benar terpenuhi. Pihaknya sedang mempersiapkan pembenahan-pembenahan termasuk termasuk mengatasi beban pembayaran pemakaian. Pola smart system terbukti memperhemat daya sehingga berpengaruh terhadap beban biaya, itu sudah dilakukan di daerah lain, sementara di kita masih manual. “Termasuk jenis lampu yang masih banyak tidak menggunakan LED, padahal LED dapat menghemat hingga 30 persen. Bayangkan kita masih menggunakan lampu mercury yang 250 watt, sementara dengan LED bisa menggunakan dengan 90 watt yang daya terangnya lebih”, jelas Wisnu. (tea)**
Komentar ditutup.