“Kami sangat tidak menerima perlakuan PT. Elva Primandiri, yang menerjunkan preman-preman yang bertato untuk melakukan intimidasi para pedagang,” ujarnya, Senin (13/10/2019).
Dikatakannya, selain telah melakukan intimidasi terhadap para pedagang, keberadaan PT Elva Primandiri selaku pengembang Pasmo Limbangan, ternyata bermasalah serta tidak mampu menyelesaikan persoalan. Ketimbang menyelesaikan permasalahan malah membuat onar dengan mendatangkan preman dari luar. “Kami jelas akan melakukan perlawanan terhadap pengembang pasar modern Limbangan. Termasuk meminta Pemkab Garut, untuk mengevaluasi kerjasama BOT Pasmo Limbangan tersebut,” tegasnya.
Holil, berharap Pemerintah Kabupaten Garut, untuk segera memutuskan kerjasama sistem BOT Pasmo Limbangan dengan PT. Elva Primandiri. Apalagi Bupati Garut, Rudy Gunawan, dalam pemberitaan mengaku telah pusing dengan persoalan pasar Limbangan.
“Pemkab harus segera memberikan keputusan dengan melakukan pemutusan kerjasama. Atau kami akan mengambil tindakan tegas dengan melakukan pengusiran pada mereka,” ucapnya.
Selain pada Pemkab Garut, Holil juga meminta, DPRD Garut untuk segera membentuk Pansus Pasmo Limbangan. Yang mana mereka salah satu wakil rakyat di Kabupaten Garut.
“Kami akan melakukan aksi resolusi Limbangan, dengam mengerahkan masa yang banyak lagi ke DPRD Garut, yang tujuannya akan menekan DPRD membentuk Pansus Pasmo Limbangan,” katanya.
Holil mengaku, persoalan Pasmo Limbangan sudah enam tahun yang lalu. Selama itu Pemkab Garut terkesan melakukan pembiaran serta tidak memiliki keinginan untuk menyelesaikannya.
“Sudah jelas pengembangnya bermasalah, Pemkab Garut kenapa mempertahankan serta tidak mau memutuskan kerjasama BOT pengelolaan pasar,”
Sementara Kuasa PT. Elva Primandiri, Yusinta Nenobahan Syarief, SH, MH, melalui Whatsapp masenger tidak memberikan jawaban, terkait adanya insiden pengusiran yang dilakukan oleh Komat. (Firman)***
Komentar ditutup.